Mata uang rupiah pada perdagangan Kamis pagi mengalami retreat terbatas terhadap dollar AS (8/10). Rupiah mulai diserang oleh aksi ambil untung setelah selama 3 sesi berturut-turut rally dan kemarin mencapai posisi paling tinggi sejak pertengahan bulan Agustus.
Nilai tukar dollar AS melemah terbatas akibat koreksi yang bersifat teknikal. Secara umum sentimen positif masih mewarnai pergerakan mata uang dalam negeri ini. IHSG yang hari ini melanjutkan kenaikan berpotensi untuk mengembalikan rupiah ke teritori positifnya.
Kenaikan rupiah yang kembali ke kisaran 13.800 per dollar AS dinilai masih rentan. Pasalnya menguatnya mata uang tersebut hanya disebabkan oleh faktor eksternal berupa melemahnya dollar AS, bukan disebabkan oleh faktor internal yang berupa perbaikan sentiment terhadap kondisi ekonomi dalam negeri.
Hari ini rupiah terpantau mengalami pembukaan pada posisi 13.850,00 per dollar AS. Mata uang lokal tersebut mengalami penurunan yang cukup signifikan dibandingkan dengan penutupan perdagangan kemarin yang berada di level 13.821,00 per dollar AS. Saat ini rupiah sudah mengalami penurunan. Rupiah sudah membukukan kenaikan sebesar 29,10 poin atau 0,21 persen pada posisi 13.850,10 per dollar.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bahwa pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS pada perdagangan hari ini berpotensi untuk bertahan di teritori negatif. Paket kebijakan ekonomi yang dirilis pemerintah tampaknya memperoleh sambutan yang cukup baik di pasar hingga dapat meringankan tekanan terhadap mata uang rupiah. Akan tetapi sentimen negatif masih cukup kuat sehingga para investor memanfaatkannya untuk melakukan aksi ambil untung.
Mata uang rupiah hari ini berpotensi mengetes level resistance pada posisi 13.800 dan 13.700 per dollar AS. Sedangkan level support harian yang akan dites jika rupiah mengalami penurunan lanjutan ada pada 14.000 dan 14.100 per dollar.
Ika Akbarwati/VMN/VBN/Senior Analyst-Vibiz Research Center
Editor: Jul Allens
