Kurs Aussie terhadap dolar AS awal pekan ini (26/10) berupaya pulih dari gejolak perekonomian Tiongkok yang secara tak terduga memangkas suku bunga akhir pekan lalu (23/10). Pemangkasan suku bunga acuan dan bunga deposit sempat direspon negatif oleh Aussie, namun dampak secara struktur ekonomi masih dicerna apakah itu adalah solusi yang tepat atau suatu sinyal bahwa kekhawatiran Bank Sentral terhadap pelambatan ekonomi begitu besar.
Mengenai penguatan kurs Aussie hari ini tampaknya masih ditengarai oleh sikap positif pasar yang memanfaatkan suku bunga dijaga tetap 2% oleh RBA, perbedaan suku bunga yang realtif tinggi menjadi menarik bagi cary trader ditengah beberapa bank sentral lainnya justru telah dan akan memotong lebih lagi suku bunga mereka seperti Tiongkok dan Eropa.
Dari ruang data, arahan data ekonomi Australia pekan ini lebih ringan dibandingkan AS sehingga tampak lebih menguntungkan. Fokus akan lebih bergerser pada dolar AS dengan sentimen kenaikan suku bunga semakin mundur keluar dari tahun 2015 dan semakin tidak pasti . Pertemuan penting pasca penguman suku bunga dan indikator pertumbuhan AS kuartal ketiga (PBD Q3) akan menjadi pemicu akankah masih ada harapan kenaikan suku bunga tahun ini atau pasar melemparkan harapannya pada tahun 2016.
Pergerakan kurs AUDUSD hari ini akan menerima arahan dari perkembangan New Home Sales AS untuk periode September yang diperkirakan turun tipis. Pari AUDUSD saat ini (08:21:11 GMT) bergulir di harga 0.7254, naik dari pembukaan 0.7208. Pada perdagangan Jumat lalu (23/10) pair ini berbalik melemah dari ketinggian 0.7296 dan sehingga ditutup menguat tipis dari pembukaan 0.7207.
Secara teknikal, Analyst Vibiz Resarch Center melihat pergerakan AUDUSD hari ini tampaknya mencoba mengakhiri fase koreksi namun harga masih menolak untuk menembus support 0.7200 menadai kekuatan bulish dari para pembeli lebih mendominasi. Berdasarkan harga tinggi dan rendah sebelumnya pair ini diperkirakan pergerakan AUDSUD akan berada di kisaran 0.7300 dan 0.7200.
Irfan Purnawan/VBN/VMN/Analyst Vibiz Research Center
Editor : Asido Situmorang
