Market Outlook 16-20 November 2015

723

Minggu lalu bursa pasar modal di Indonesia terpantau melemah bias dari bursa kawasan oleh isyu menguatnya kemungkinan kenaikan suku bunga the Fed, sehingga secara mingguan bursa ditutup melemah 2.05% ke level 4,472.84, sesuai prediksi minggu lalu. Untuk minggu berikutnya ini (16-20 November) bursa masih menghadapi tantangan sehubungan dengan pelemahan ekonomi Jepang, terror di Paris dan rencana kenaikan suku bunga the Fed, walau di posisi support akan muncul bargain hunting. Secara mingguan, IHSG berada antara resistance level di posisi 4696 dan 4930, sedangkan support di level 4415 dan kemudian 4012.

Mata uang rupiah seminggu lalu terpantau terkoreksi dengan US dollar yang melanjutkan keperkasaannya di pasar global, di mana secara mingguan rupiah agak melemah ke level 13,600. Kurs USDIDR pada minggu mendatang diperkirakan berada dalam range antara resistance di level 14,235 dan 14,800, sementara support di level 13,240 dan 13,020.

Untuk indikator ekonomi global, pada pekan mendatang ini akan diwarnai sejumlah data ekonomi penting. Secara umum sejumlah agenda rilis data ekonomi global yang kiranya perlu diperhatikan investor minggu ini, adalah:
• Dari kawasan Amerika: berupa rilis data Core CPI m/m pada Selasa malam; disambung dengan rilis Building Permits pada Rabu malam; dilanjutkan dengan rilis FOMC Meeting Minutes pada Kamis dini hari; lalu data tenaga kerja Unemployment Claims dan Philly Fed Manufacturing Index pada Kamis malam.
• Dari kawasan Eropa dan Inggris: berupa rilis data German ZEW Economic Sentiment pada Selasa sore; diikuti dengan rilis Retail Sales m/m Inggris pada Rabu sore.
• Dari kawasan Asia Australia: berupa rilis BI Rate dari RDG BI pada Selasa siang, kemungkinan akan bertahan di level 7.5% karena antisipasi terhadap aksi the Fed, sementara pasar berharap ada penurunan bunga setidaknya 25 bp.

Pasar Forex
Minggu lalu di pasar forex, mata uang dollar terlihat mengalami penguatan di seputar enam bulan tertingginya terhadap euro terangkat oleh kuatnya data sentimen konsumen yang mempertebal kemungkinan kenaikan bunga pada bulan depan, di mana secara mingguan index dollar AS terpantau agak melemah ke level 98.950. Sementara itu, pekan lalu euro dollar terpantau melemah pada 1.0736. Untuk minggu ini, nampaknya euro akan berada antara level support pada 1.0674 dan 1.0465 sementara resistance pada 1.1075 dan kemudian 1.1495.

Poundsterling minggu lalu terlihat menguat ke level 1.5223 terhadap dollar. Untuk minggu ini pasar berkisar antara level resistance pada 1.5515 dan 1.5660 sedangkan support pada 1.5035 dan kemudian 1.4960. Untuk USDJPY minggu lalu berakhir turun ke level 122.39. Pasar di minggu ini akan berada di antara resistance level pada 123.50 dan 125.26, serta support pada 120.00 serta level 118.07. Sementara itu, Aussie dollar terpantau naik ke level 0.7119. Range minggu ini akan berada di antara support level di 0.6900 dan 0.6775, sementara resistance level di 0.7385 dan 0.7655.

Pasar Saham
Untuk pasar saham kawasan, pada minggu lalu di regional Asia secara umum agak mixed dengan bias penguatan kemungkinan kenaikan bunga the Fed pada bulan depan. Indeks Nikkei secara mingguan terpantau mengalami kenaikan ke level 19596. Rentang pasar saat ini antara level resistance di level 20665 dan 20965, sementara support pada level 18640 dan lalu 17820. Sementara itu, Indeks Hang Seng di Hong Kong minggu lalu berakhir melemah tipis ke level 22396. Minggu ini akan berada antara level resistance di 24135 dan 25660, sementara support di 22345 dan 20500.

Bursa saham Wall Street minggu lalu terpantau melemah sekitar 3.5% menghentikan kenaikan enam minggu berturut-turut karena merosotnya harga komoditas dan sentimen kenaikan suku bunga dalam waktu dekat ini. Dow Jones Industrial secara mingguan melemah 3.71% ke level 17,241.70, dengan rentang pasar berikutnya antara resistance level pada 17995 dan 18345, sementara support di level 17108 dan 16730. Index S&P 500 minggu lalu melemah 3.63% ke level 2,016.72 dengan berikutnya range pasar antara resistance di level 2135 dan 2175, sementara support pada level 2010 dan 1970.

Pasar Emas
Untuk pasar emas, minggu lalu terpantau terperosok ke level enam tahun terendahnya oleh indikasi the Fed akan segera menaikkan suku bunganya mulai Desember dan berakhir dalam harga emas dunia yang turun ke level $1081.85 per troy ounce. Untuk sepekan ke depan emas akan berada dengan rentang harga pasar antara resistance di $1138 dan berikut $1190, serta support pada $1075 dan $1045. Di Indonesia, harga emas terpantau naik ke level Rp481,481.

Di antara masih beragam ancaman risiko secara global, bisa terdapat pasar aset investasi yang bergerak secara bullish, misalnya mata uang dollar AS saat ini. Itu sebabnya kalau ingin sukses di dunia investasi, jangan takut risiko. Risiko sudah jadi bagian inherent dari transaksi investasi, seperti dua sisi mata uang antara risk dan gain. Risiko tinggal dikelola. Kalau itu dirasa sulit, vibiznews.com adalah teman pendamping untuk keputusan investasi, baik dalam rangka risk mangement maupun dalam profit taking. Memang kami hadir untuk sukses investasi Anda, pembaca setia Vibiznews!

 

alfredBy Alfred Pakasi ,

CEO Vibiz Counsulting
Vibiz Consulting Group

 

 

 

 

 

Editor: Jul Allens

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here