Inflasi Inggris tetap di bawah nol untuk bulan kedua pada bulan Oktober, memperpanjang jangka terlemah dalam lebih dari setengah abad. Kantor Statistik Nasional Inggris mengatakan pada Selasa (17/11), harga konsumen turun 0,1 persen dari tahun sebelumnya, yang sesuai dengan perkiraan median ekonom dalam survei Bloomberg.
Hasil ini menjadi pembacaan negatif ketiga tahun ini dan sebagian besar mencerminkan biaya komoditas global yang melemah. Inflasi inti, yang tidak termasuk volatilitas harga pangan dan energi, meningkat menjadi 1,1 persen dari 1 persen.
Bank of England memperkirakan inflasi tetap rendah hingga 2016 sebelum menuju ke arah target 2 persen. Gubernur BOE Mark Carney telah menyoroti inflasi inti sebagai langkah penting bagi para pembuat kebijakan karena mereka menimbang kapan mulai kenaikan suku bunga setelah menjaga mereka pada rekor rendah selama lebih dari enam tahun.
Tekanan harga lebih dipengaruhi oleh harga energi yang lebih rendah daripada kelemahan ekonomi domestik, hal ini akan memakan waktu yang lama untuk inflasi kembali ke target dan menjadi tekanan bagi para pejabat untuk menaikkan suku bunga segera.
Inflasi harga konsumen telah di bawah 1 persen sepanjang tahun ini dan kurang dari 2 persen sejak akhir 2013. Inggris terakhir melihat periode yang berkelanjutan dari penurunan harga pada tahun 1960. Dalam perkiraan yang diterbitkan bulan ini, BOE mengatakan inflasi akan mencapai tujuannya pada akhir 2017 dan mempercepat menjadi 2,2 persen setahun kemudian. Inflasi jasa, untuk pertumbuhan harga domestik, berada di 2,2 persen di bulan Oktober.
Berdasarkan ukuran terpisah, indeks harga ritel, hasil inflasi 0,7 persen pada Oktober, terendah sejak Maret 2009. Tidak termasuk biaya bunga kredit, pengukur berada pada terendah dalam 40 tahun.
Dalam rilis yang lain, ONS mengatakan pertumbuhan harga rumah di Inggris dipercepat menjadi 6,1 persen pada September, tertinggi dalam enam bulan, dari 5,5 persen pada Agustus.
Freddy/VMN/VBN/Analyst Vibiz Research Center
Editor : Asido Situmorang
