Anjloknya dollar AS sejak perdagangan sesi Asia pagi tadi (19/11) terus berlanjut meski sempat menunjukkan pergerakan positif diawal sesi Eropa. Kondisi tersebut memberikan topangan bagi kurs pound tetap bertahan di posisi bullish, namun volume penguatan berkurang setelah data retail sales Inggris yang dilaporkan ONS kontraksi.
Kantor statistik nasional Inggris umumkan kinerja penjualan sektor ritel negara tersebut menurun sehingga data retail sale secara bulanan terkontraksi dari data sebelumnya di 1,7% menjadi -0,6% pada bulan Oktober.
Selain itu indeks dollar berpotensi akan meninggalkan trend bearishnya masuki sesi Amerika dimana ada 2 data ekonomi yang diharapkan memberi kekuatan pada dollar AS sehingga pergerakan GBPUSD diwaspadai akan semakin terkoreksi.
Pergerakan kurs pound di sesi Eropa (10:00:35 GMT) bergerak kuat terhadap dollar AS, setelah dibuka kuat pada 0.5237 di awal perdagangan (00.00 GMT), pair GBPUSD naik 27 pips atau 0,2% dan nilai bergulir berada pada 0.5264.
Namun untuk perdagangan selanjutnya, analyst Vibiz Research Center memperkirakan pair GBPUSD dapat turun terus ke level 1.5190, namun jika dollar tetap lemah maka pound akan naik kembali ke posisi 1.5315 pada garis atas BB11 daily.
Joel/VBN/VMN/Analyst Vibiz Research Center
Editor : Asido Situmorang