Harga obligasi dibuka menguat baik untuk mata uang USD maupun Rupiah namun kemudian diperdagangkan lebih rendah pada sesi perdagangan kedua. Harga obligasi bergerak ke kiri karena adanya tambahan pasokan dari pemerintah. Harga obligasi ditutup lebih rendah 15-75 bps dibandingkan penutupan kemarin. Yield obligasi tenor 10 tahun ditutup di 8.63%.
Pemerintah merencanakan menerbitkan obligasi global secepatnya bulan ini untuk memenuhi anggaran 2016. Pemerintah mempekerjakan BoA, CIMB, dan HSBC sebagai bookrunners untuk penawaran obligasi global. Ukuran dan waktu penerbitan belum diputuskan, namun rumor mengatakan bahwa pemerintah akan menaikkan target hingga USD 4 milyar.
Pemerintah juga mengumumkan rencana lelang untuk minggu depan atas obligasi Rupiah dengan target indikatif 6 triliun Rupiah, yang dapat dinaikkan menjadi 9 triliun Rupiah. Setelah pengumuman lelang, obligasi Rupiah diperdagangkan lebih renah khususnya untuk seri obligasi yang termasuk dalam lelang. Seri obligasi yang akan diterbitkan kembali minggu depan adalah APN125, FR53, FR56 dan FR73.
Yield indikatif hari ini:
Obligasi Yield Terkini
SPN (1 th) 7.00% (+.00)
FR69 (5 th) 8.53% (+0.03)
FR70 (10 th) 8.63% (+0.05)
FR71 (15 th) 8.77% (+0.01)
FR68 (20 th) 8.85% (+0.02)
Indon25 4.53%, spread T+ 227
Indon45 5.65%, spread T+ 263
Bella Donna/VMN/VBN/Analyst Vibiz Research Center
Editor : Asido Situmorang