Setelah akhirnya berhasil menguat kembali di awal perdagangan tahun 2016 dengan penguatan hingga 0,32 persen dari perdagangan akhir tahun, masuki perdagangan hari kedua tahun ini (5/01/16) dollar AS terkoreksi oleh sentimen aksi jual besar-besaran di pasar saham baik Wallstreet maupun bursa Eropa dan Asia.
Aksi jual yang cukup besar ini membahayakan kondisi perekonomian global dan didukung dengan anjloknya harga minyak mentah dunia perdagangan semalam, sehingga pasar lebih memilih mengamankan aset beresikonya ke aset safe haven khususnya komoditas logam mulia.
Meskipun fundamental dollar sangat kuat dari dukungan the Fed yang menaikkan suku bunganya namun itu tidak berarti banyak jika banyak negara di dunia yang alami pelemahan ekonomi apalagi salahsatunya negara ekonomi terbesar kedua.
Indeks dolar yang mengukur kekuatan dollar terhadap enam mata uang utama rivalnya pagi terpangkas dari penguatan 2 hari berturut sebelumnya. Dan sepanjang hari ini penggerak fundamental tambahan juga tidak ada sehingga dollar dikhawatirkan akan terpukul.
Indeks dollar pagi ini melemah setelah dibuka lemah pada 98,92 awal sesi Asia, dan kini bergerak pada kisaran 98,84 (01:40:00 GMT). Untuk pergerakan selanjutnya analyst Vibiz Research Center memperkirakan indeks bergerak dalam kisaran support 97,60-98,26 dan kisaran resisten pada 99,44-99,96.
Joel/VMN/VBN/Senior Analyst-Vibiz Research Center
Editor: Asido Situmorang