Pergerakan dollar AS sejak perdagangan sesi Amerika semalam hingga sesi Asia pagi ini (14/01) bergerak bearish oleh pesimisme pasar global melihat kondisi ekonomi Tiongkok yang belum menunjukkan pemulihan yang kuat. Pasalnya kekhawatiran pasar terhadap perdagangan uang di Tiongkok bangkit kembali setelah kinerja bursa saham dan valas pada penutupan perdagangan kemarin mengecewakan.
Selain itu pasar mengkhawatirkan perdagangan minyak mentah global yang semakin parah dengan kembali anjloknya harga minyak hingga jatuh ke posisi terendah dalam 13 tahun terakhir. Anjloknya harga minyak semalam disebabkan data persediaan bensin Amerika yang meningkat. Semakin terpukulnya harga minyak memberikan signal waspada ambruknya ekonomi global.
Selanjutnya dari Tiongkok, baik perdagangan bursa saham dan juga perdagangan valasnya hingga perdagangan sesi Asia pagi ini menunjukkan kinerja pelemahan dari perdagangan sebelumnya. Demikian juga dengan harga minyak mentah pagi ini masih dalam kisaran $30 per barel.
Malam ini terdapat data signifikan akan menggerakkan kuat dollar AS, yaitu data unemployment claims untuk pekan yang berakhir tanggal 8 Januari 2016. Data tersebut diperkirakan menunjukkan penurunan dari 277K menjadi 275K.
Untuk pergerakannya di pasar spot terkini, indeks dollar yang mengukur kekuatan dollar AS terhadap rival utamanya bergerak lemah setelah dibuka lemah pada 98,92 awal sesi Asia, dan kini bergerak pada kisaran 98,81 (04:00:00 GMT). Untuk pergerakan selanjutnya analyst Vibiz Research Center memperkirakan indeks bergerak dalam kisaran resisten pada 99,25-99,58 dan kisaran support 98,72-98,52.
Joel/VMN/VBN/Senior Analyst-Vibiz Research Center
Editor: Asido Situmorang