Pada pembukaan perdagangan bursa saham Korea Selatan Rabu (20/01), indeks Kospi dibuka negatif turun tipis -23,66 poin, atau -1,25 persen, pada 1865.98. Pelemahan indeks Kospi tertekan peringatan bahwa harga minyak bisa “tenggelam dalam kelebihan pasokan” dan IMF memangkas proyeksi pertumbuhan global baru. Pasar masih menimbang dampak laporan GDP China pada hari Senin, yang membangkitkan harapan stimulus.
Lihat :Bursa Korsel Berakhir Positif Mengharapkan Stimulus Perbaikan Ekonomi Tiongkok
Harga minyak mentah AS turun 96 sen atau 3,3 persen menjadi $ 28,46 per barel setelah Badan Energi Internasional mengatakan “kecuali sesuatu berubah, pasar minyak bisa tenggelam karena kelebihan pasokan,” demikian dilaporkan Reuters. Badan ini membuat pernyataan setelah Iran mengatakan akan meningkatkan produksi sebesar 500.000 barel per hari setelah sanksi ekonomi dicabut pada hari Minggu dan akhirnya dapat meningkatkan produksi untuk 1 juta barel.
Pada hari Selasa, Dana Moneter Internasional memangkas proyeksi pertumbuhan global untuk ketiga kalinya dalam satu tahun, kali ini menjadi 3,4 persen untuk tahun ini, mengatakan pemerintah harus mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan permintaan. Dikatakan pertumbuhan di Cina, ekonomi terbesar kedua di dunia, akan melambat menjadi 6,3 persen tahun ini dan 6 persen tahun depan. Sebelumnya pada hari itu, Tiongkok melaporkan pertumbuhan 2015 6,9 persen, dari 7,3 persen pada tahun 2014.
Pada perdagangan saham pagi ini, saham-saham blue chip utama Korea Selatan sebagian besar turun, dengan saham Samsung Electronics dan Posco menurun masing-masing 2,13 persen dan 3,02 persen.
Sedangkan untuk indeks kospi berjangka terpantau turun -3,70 poin atau -0,61% pada posisi 226.80, turun dari penutupan sebelumnya pada 230.50.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan indeks Kospi berpotensi melemah terbatas merespon data ekonomi domestik dan kekuatiran Tiongkok juga potensi merosotnya harga minyak mentah. Indeks Kospi diperkirakan akan bergerak dalam kisaran Support 223.67-220.97 dan kisaran Resistance 229.40-232.75.
Freddy/ VMN/VBN/ Analyst-Vibiz Research Center
Editor: Asido Situmorang