Hong Kong mencapai peringkat sebagai pasar perumahan paling mahal di antara 87 daerah metropolitan utama dunia berdasarkan survey tahunan Demographia International Housing Affordability Survey, dengan skor keterjangkauan tertinggi yang pernah dicatat oleh perusahaan riset tersebut.
Biaya median rumah di Hong Kong membukukan 19 kali pendapatan rumah tangga sebelum pajak tahunan rata-rata, demikain hasil survei yang ditunjukkan Demographia. Hasl ini merupakan tertinggi dalam 11 tahun sepenjang Demographia telah melakukan survei, dan naik dari hasil 17 dalam laporan tahun lalu, menurut website perusahaan.
Hong Kong dan London adalah kota yang paling berisiko dari gelembung perumahan di tengah keterjangkauan yang menurun, UBS Group AG mengatakan dalam sebuah laporan pada bulan Oktober.
Harga rumah Hong Kong naik 370 persen dari tahun 2003 sampai puncaknya pada bulan September 2015, dan mereka telah jatuh 8 persen di tengah pasar yang memburuk dan meningkatnya pasokan, menurut data dari Centaline Property Centa-City Leading Index. Harga jatuh sebanyak 30 persen tahun ini, menurut analis BoCom Holdings International Co Alfred Lau.
Sydney menduduki peringkat sebagai pasar kedua yang paling terjangkau setelah naik menjadi 12,2 dari 9,8 pada tahun 2014, sebagai kenaikan terbesar secara tahunan yang pernah dilaporkan Demographia. Vancouver adalah kota peringkat ketiga termahal, dengan rasio 10,8, sementara London berada di peringkat kedelapan dengan rasio 8,5, demikian survei melaporkan.
Freddy/VMN/VBN/Analyst Vibiz Research Center
Editor : Asido Situmorang
