Pada penutupan perdagangan awal pekan Senin (25/01), indeks Hang Seng di Bursa Hongkong ditutup naik 289,49 poin, atau 1,52 persen, pada 19,370.00. Lonjakan indeks Hang Seng terdorong harapan stimulus Beijing dan kenaikan harga minyak mentah.
Lihat : Awal Indeks Hang Seng Dikuatkan Harapan Stimulus dan Kenaikan Minyak Mentah
Investor masih menantikan stimulus segara jelang tahun baru Imlek ini, setelah Selasa minggu lalu terjadi hasil buruk perlambatan pertumbuhan ekonomi Tiongkok. Ekonomi Tiongkok tumbuh sebesar 6,8 persen pada kuartal keempat 2014, tergelincir 0,1 persen dari pertumbuhan 6,9 persen pada kuartal ketiga. Hal ini sejalan dengan perkiraan median dalam jajak pendapat Reuters. Sedangkan dalam pertumbuhan tahunan yang sama di 6,9 persen, turun dari 2014 sebesar 7,3 persen, dan laju paling lambat ekspansi ekonomi sejak tahun 1990.
Faktor yang juga mendukung kenaikan indeks Hang Seng adalah kenaikan harga minyak mentah. Harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) ditutup akhir pekan lalu naik 9,41 persen, sedangkan harga minyak mentah patokan global Brent naik 12,71 persen. Selama jam perdagangan Asia pada Senin, harga minyak mentah WTI berjangka naik 1,21 persen di $ 32,58 per barel, sementara Brent naik 1,65 persen di $ 32,71 per barel.
Merespon kenaikan harga minyak, saham-saham perminyakan naik pada penutupan perdagangan saham sore ini. Saham CNOOC, Petrochina, dan Sinopec diperdagangkan naik antara 1,92 persen hingga 4,76 persen
Sementara itu pergerakan indeks berjangka Hang Seng terpantau naik 201 poin atau 1,05% pada 19,292.00, naik dari penutupan perdagangan sebelumnya pada 19,091.00.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bahwa pergerakan indeks Hang Seng selanjutnya masih berpotensi menguat terbatas merespon positifnya Tiongkok serta potensi kenaikan harga minyak mentah. Indeks Hang Seng diperkirakan akan bergerak di kisaran Support 18.733-18.234 dan kisaran Resistance 19.731-20.230.
Freddy/VMN/VBN/Analyst Vibiz Research Center
Editor : Asido Situmorang