Rupiah Selasa Dibuka Melemah Oleh Perburuan Safe Haven

519

Mengawali perdagangan pasar valas pekan ini, rupiah Selasa (9/02) tidak berhasil mengulangi trend perdagangan akhir pekan meski di pasar spot hari Senin kembali mencetak penguatan. Kekhawatiran pasar bangkit diawal pekan akan kondisi ekonomi global pasca anjloknya kembali harga minyak mentah sehingga pasar global lebih memilih aset safe haven.

Pekan lalu rupiah kembali mencetak penguatan mingguan untuk 4 minggu berturut terhadap dollar bahkan berhasil mencapai posisi tertinggi dalam 6 bulan. Keberhasilan ini dipicu oleh data PDB kuartal emapt yang mengesankan. Produk domestik bruto tumbuh 5,04 persen dalam tiga bulan hingga Desember dibandingkan tahun sebelumnya seperti yang dirilis Biro Statistik di Jakarta, Jumat (05/02). Peningkatan ini melebihi semua perkiraan dalam survei  ekonom, namun sepanjang 2015 PDB hanya  tumbuh 4,79 persen dari 5,02 persen tahun sebelumnya. 

Dampak dari pelemahan rupiah  telah membuat asing tarik dananya kembali cukup besar sehingga tercetak net sell sekitar Rp15 miliar. Dan  aksi asing ini   membuat IHSG terkoreksi,  turun 0,7 persen  ke posisi 4762.  

Pergerakan kurs Rupiah  di pasar spot pagi ini bergerak turun dengan posisi penurunan 0,62% dari perdagangan sebelumnya dan kini bergerak pada kisaran Rp13677/US$ setelah  dibuka kuat   pada level Rp13751/US$.  Demikian kurs Jisdor yang ditetapkan Bank Indonesia  hari ini diperkuat ke 13689  dari hari sebelumnya 13653 pada hari Jumat (5/02).

Dan untuk pergerakan kurs Rupiah di pasar spot hari ini  berpotensi menguat  hingga akhir perdagangan didukung dengan proyeksi dollar yang  melemah, sehingga Analyst Vibiz Research Center memperkirakan Rupiah bergerak di level support di 13754  resistance  13671 per dollar.  

 

 

Joel/VMN/VBN/Analyst-Vibiz Research Center
Editor : Jul Allens

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here