Pergerakan kurs pound yang sudah melemah pada perdagangan sesi Asia oleh sentimen rencana keluarnya Inggris dari Uni Eropa, semakin terpukul pada pertengahan sesi Eropa hari ini (19/02) menghiraukan sentimen positif dari data kinerja sektor ritel Inggris bulan Januari.
Kantor statistik nasional Inggris sore ini mengumumkan data kinerja penjualan sektor ritel periode bulan Januari yang meningkat signifikan dari kontraksi data periode bulan Dsember 2015. Data bulan Januari menunjukkan peningkatan 2,3 persen sedang bulan sebelumnya minus 1,4 persen.
Dari sisi pergerakan indeks dollar AS perdagangan malam ini yang sedang menguat, pelaku pasar forex akan mencermati data ekonomi Amerika yang berpotensi semakin mengangkat nilai mata uang dollar AS yaitu data inflasi bulan Januari yang diperkirakan akan meningkat dari periode sebelumnya.
Pergerakan kurs pound di sesi Eropa (11:20:35 GMT) bergerak lemas terhadap dollar AS, setelah dibuka lemah pada 1.4339 di awal perdagangan (00.00 GMT), kurs pound turun 53 pips atau 0,5% dan nilai bergulir berada pada 1.4286.
Untuk perdagangan selanjutnya hingga penutupan perdagangan sesi Amerika berakhir besok pagi, analyst Vibiz Research Center memperkirakan pair GBPUSD dapat turun ke kisaran support 1.4264-1.4192 namun jika koreksi maka pair dapat turun kembali ke posisi resisten 1.4402.
Joel/VBN/VMN/Analyst Vibiz Research Center
Editor : Asido Situmorang