Pergerakan kurs pound yang sudah melemah secara mingguan pekan lalu terus berlanjut diawal perdagangan sesi Asia pagi, semakin parah anjloknya masuki sesi Eropa hari Senin (22/02). Pasar segera lakukan profit taking setelah 2 hari perdagangan berturut sebelumnya berhasil rally, sentimen negatif dari pengumuman pemerintah Inggris melalui Perdana Menteri David Cameron waktu referendum keluar dari Uni Eropa.
Sebelumnya pasar sudah kecewa oleh pernyataan David Cameron yang menyatakan keluar dari Uni Eropa merupakan usaha penyelematan Inggris dari kegelapan. Kekecewaan bertambah ketika akhir pekan lalu diiumumkan tanggal 23 Juni diadakan referendum untuk rancana “Brexit” ini.
Dari sisi pergerakan indeks dollar AS yang sedang menguat masuki perdagangan sesi Eropa, malam nanti diperkirakan akan semakin kuat selain mendapat dukungan dari kenaikan harga minyak mentah juga mendapat tenaga tambahan dari rilis data flash manufaktur PMI Amerika yang diproyeksikan meningkat.
Pergerakan kurs pound di sesi Eropa (08:30:35 GMT) bergerak lemas terhadap dollar AS, setelah dibuka lemah pada 1.4279 di awal perdagangan (00.00 GMT), kurs pound turun 83 pips atau 0,8% dan nilai bergulir berada pada 1.4196.
Untuk perdagangan selanjutnya hingga penutupan perdagangan sesi Amerika berakhir besok pagi, analyst Vibiz Research Center memperkirakan pair GBPUSD dapat turun ke kisaran support 1.4162-1.4076 namun jika koreksi maka pair dapat naik kembali ke posisi resisten 1.4405.
Joel/VBN/VMN/Analyst Vibiz Research Center
Editor : Asido Situmorang