Surplus Perdagangan Februari Indonesia US$ 1,14 Miliar, Tertinggi Lima Tahun

924

Indonesia berhasil membukukan surplus perdagangan bada bulan Februari 2016 sebesar, sebesar US$ 1,14 miliar. Hasil ini merupakan surplus perdagangan tertinggi dalam 5 tahun terakhir. Demikian dinyatakan Kepala Badan Pusat Statistik, Suryamin, Selasa (15/03) di Jakarta.

Hasil surplus perdagangan ini diperoleh dengan meningkatnya ekspor Indonesia Februari 2016 mencapai US$11,30 miliar atau meningkat 7,80 persen dibanding ekspor Januari 2016. Sedangkan nilai impor Indonesia Februari 2016 mencapai US$10,16 miliar atau turun 2,91 persen apabila dibandingkan Januari 2016. Dengan meningkatnya ekspor melebihi impor, maka terjadi surplus perdagangan pada bulan Februari 2016.

indonesia-balance-of-trade (1)

Suryamin menyatakan selama lima tahun terakhir hasil Februari ini merupakan yang tertinggi, dimana tahun 2012 surplus, lalu 2013 defisit USD 297,7 juta, pada 2014 surplus USD 843,4 juta dan 2015 juga surplus USD 662,7 juta.

Lihat : Ekspor Februari Indonesia Meningkat Hampir 8%

Peningkatan terbesar ekspor nonmigas Februari 2016 terhadap Januari 2016 terjadi pada perhiasan/permata sebesar US$593,7 juta (153,80 persen), sedangkan penurunan terbesar terjadi pada  bahan bakar mineral sebesar US$48,7 juta (4,44 persen).

Negara tujuan ekspor nonmigas terbesar Indonesia adalah ke Amerika Serikat yang pada Februari 2016 mencapai angka terbesar yaitu US$1,15 miliar, disusul Jepang US$1,11 miliar dan Tiongkok US$0,95 miliar, dengan kontribusi ketiganya mencapai 31,42 persen. Sementara ekspor ke Uni Eropa (27 negara) sebesar US$1,11 miliar.

Lihat : Konsumen Indonesia Masih Optimis Dengan Kondisi Ekonomi

Peningkatan impor nonmigas terbesar Februari 2016 adalah golongan kendaraan dan bagiannya US$129,2 juta (35,35 persen), sedangkan penurunan terbesar adalah golongan mesin dan peralatan mekanik US$187,1 miliar (10,41 persen).

Sedangkan negara asal barang impor nonmigas terbesar Januari–Februari 2016 adalah Tiongkok dengan nilai US$4,87 miliar (26,65 persen), Jepang US$1,92 miliar (10,50 persen), dan Thailand US$1,48 miliar (8,11 persen). Impor nonmigas dari ASEAN mencapai pangsa pasar 22,22 persen, sementara dari Uni Eropa 9,68 persen.

 

Freddy/VMN/VBN/Analyst Vibiz Research Center
Editor : Asido Situmorang

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here