Diawal perdagangan forex hari Selasa (5/04) dollar AS kembali terpukul meski mendapat harapan dari pernyataan Presiden The Fed Boston, Eric Rosengren semalam membatasi dampak buruk rilis data factory orders AS bulan Maret yang menunjukkan kontraksi. Pejabat Fed yang terkenal dengan sikap dovish tersebut menyatakan kenaikan Fed rate akan lebih cepat dari yang diharapkan pasar.
Pasar Asia terpantau dollar masih lemah terhadap yen, euro dan pound, bahkan dollar mencapai posisi paling rendah selama 2 pekan perdagangan terhadap yen. Pound sendiri tampak sedang berusaha memangkas pelemahannya terhadap dollar yang cukup dalam yang terjadi pada perdagangan akhir pekan. Euro rebound pagi ini setelah kemarin rilis data ekonomi yg lemah menambah tekanan jual.
Diantara rival dollar lainnya, hanya kurs komoditas seperti aussie, loonie dan kiwi dollar masih alami pelemahan yang disebabkan anjlok harga minyak mentah. Terhadap swissfranc, dolar terakhir naik 0,07 persen pada 0,9587 franc setelah menyentuh lebih dari lima bulan dari 0,9547 franc pekan lalu.
Indeks dollar yang mengukur kekuatan dollar AS terhadap rival utamanya di pasar spot terkini sedang bergerak negatif, perdagangan semalam ditutup melemah sekitar 0,7% pada 94,45 setelah mencapai posisi terendah 5,5 bulan pada 94,319 pekan lalu.
Joel/VMN/VBN/Senior Analyst-Vibiz Research Center
Editor: Asido Situmorang