Dalam kunjungan kenegaraannya di Jerman, selain menghadiri Forum Bisnis Indonesia-Jerman Presiden Jokowi berkesempatan bertemu dengan pengusaha-pengusaha besar Jerman untuk melakukan kesepakatan bisnis dengan beberapa perusahaan BUMN. Dalam pertemuan forum bisnis yang diadakan di Berlin hari Senin (18/04) Presiden Jokowi berusaha mempengaruhi pengusaha Jerman untuk berinvestasi di tanah air.
Kesepakatan kerja sama bisnis antara perusahaan Jerman dan Indonesia yang difasilitasi Presiden Jokowi selama di Berlin menghasilkan rupiah dengan total nilai kesepakan sebesar US$ 845,6 juta atau sekitar Rp11 triliunan. Perusahaan Jerman yang digaet oleh Jokowi seperti Ferrostaal, Meyer Werft, Junggans Microtech, APRIL dan Siemens.
Dari total nilai investasi tersebut, nilai investasi paling banyak didapat dari kesepakatan kerjasama Ferrostaal dengan PT Antam Tbk (Persero). Ferrostaal Cronimet merupakan perusahaan terkemuka di Jerman di bidang jasa serta suplier mesin industri yang memiliki klien lebih dari 40 negara melakukan kerjasama dengan PT Antam Tbk (Persero) untuk ekspansi bisnis mengubah Feronikel menjadi stainless steel. Kerjsama ini menghasilkan nilai investasi US$800 juta.
Kesepakatan berikutnya antara Myer werft dengan PT. Pelni (Persero) dengan nilai investasi sebesar US$40 juta, Myer Werft merupakan perusahaan galangan kapal besar di Jerman yang sebelumnya telah bekerjasama dengan menghasilkan kapal-kapal besar seperti KM Dobonsolo, KM Kelimutu dan KM Umsini.
Kerjasama berikutnya antara Inava dan APRIL, PT Pindad dengan Junggans Microtech serta PT PLN dengan Siemens Industrial Power. Junggans Microtech merupakan perusahaan terkemuka dunia dalam pembuatan detonator dan sistem pengapian. Untuk siemens, PLN menjalin kerjasama untuk penyediaan turbin dan generator.
Kunjungan Presiden ke Jerman ini nantinya akan mengasilkan investasi besar lainnya dari negara ekonomi terbesar kawasan Eropa, apalagi dalam forum bisnis yang dihadiri Presiden RI Jokowi menyatakan akan terus mereformasi, menyederhanakan perizinan, membuat perekonomian Indonesia terbuka.
Joel/VMN/VBN/Senior Analyst-Vibiz Research Center
Editor: Asido Situmorang