Minggu lalu bursa pasar modal di Indonesia terpantau menguat mengikuti gain sentimen bursa kawasan serta antisipasi positif terhadap rencana paket kebijakan ekonomi lanjutan, sehingga secara mingguan bursa ditutup menguat ke level 4,911.84 sesuai prediksi sebelumnya. Untuk minggu berikutnya ini (25-29 April) IHSG kemungkinan akan menemui aksi profit taking namun rally kemudian bisa berlanjut sembari investor memperhatikan data keuangan para emiten untuk kuartal pertama. Secara mingguan, IHSG berada antara resistance level di posisi 4930 dan 4990, sedangkan support di level 4760 dan kemudian 4650.
Mata uang rupiah seminggu lalu terlihat tertekan sementara mata uang dollar sedang berupaya menanjak lagi secara global, di mana secara mingguan rupiah melemah ke level 13,195. Kurs USD/IDR pada minggu mendatang diperkirakan berada dalam range antara resistance di level 13,280 dan 13,400, sementara support di level 12,925 dan 12,830.
Untuk indikator ekonomi global, pada pekan mendatang ini akan diwarnai sejumlah data ekonomi penting, termasuk di antaranya pengumuman suku bunga dari bank sentral the Fed dan Selandia Baru. Secara umum sejumlah agenda rilis data ekonomi global yang kiranya perlu diperhatikan investor minggu ini, adalah:
- Dari kawasan Amerika: berupa rilis data Core Durable Goods Orders m/m dan CB Consumer Confidence pada Selasa malam; diikuti dengan rilis Federal Funds Rate pada Kamis dini hari yang diperkirakan bertahan dulu di level 0.50%; dilanjutkan dengan rilis Advance GDP q/q dan data tenaga kerja Unemployment Claims pada Kamis malam.
- Dari kawasan Eropa dan Inggris: berupa rilis data German Ifo Business Climate pada Senin sore; diteruskan dengan rilis Prelim GDP q/q Inggris pada Rabu sore.
- Dari kawasan Asia Australia: berupa rilis data RBNZ Rate Statement pada Kamis subuh yang diperkirakan bertahan di level 2.25%, serta BOJ Outlook Report pada Kamis siang.
Pasar Forex
Minggu lalu di pasar forex, mata uang dollar terlihat berupaya terus bangkit sementara yen Jepang tertekan karena rencana setimulus lanjuta dari bank sentralnya BOJ, di mana secara mingguan index dollar AS terpantau menguat terbatas ke level 95.080. Sementara itu, pekan lalu euro dollar terpantau melemah tipis ke level 1.1233. Untuk minggu ini, nampaknya euro akan berada antara level support pada 1.0820 dan 1.0715 sementara resistance pada 1.1495 dan kemudian 1.1710.
Poundsterling minggu lalu terlihat menguat ke level 1.4442 terhadap dollar. Untuk minggu ini pasar berkisar antara level support pada 1.3830 dan kemudian 1.3650 sedangkan resistance pada 1.4675 dan 1.4805. Untuk USDJPY minggu lalu berakhir menguat ke level 111.47. Pasar di minggu ini akan berada di antara resistance level pada 113.80 dan 114.90, serta support pada 110.70 serta level 107.60. Sementara itu, Aussie dollar terpantau stabil di sekitar level 0.7710. Range minggu ini akan berada di antara support level di 0.7415 dan 0.7100, sementara resistance level di 0.7850 dan 0.7935.
Pasar Saham
Untuk pasar saham kawasan, pada minggu lalu di regional Asia secara umum menguat dengan kenaikan dari bursa global di Amerika dan pelemahan mata uang yen Jepang. Indeks Nikkei secara mingguan terpantau mengalami penguatan ke level 17572. Rentang pasar saat ini antara level resistance di level 17960 dan 18570, sementara support pada level 16575 dan lalu 15255. Sementara itu, Indeks Hang Seng di Hong Kong minggu lalu berakhir menguat ke level 21437. Minggu ini akan berada antara level resistance di 21640 dan 22200, sementara support di 20050 dan 18875.
Bursa saham Wall Street minggu lalu terpantau membukukan penguatannya karena terangkat secara sektoral oleh kenaikan harga minyak bumi. Dow Jones Industrial secara mingguan menguat ke level 17,960.46, dengan rentang pasar berikutnya antara resistance level pada 18185 dan 18350, sementara support di level 17660 dan 17370. Index S&P 500 minggu lalu menguat tipis ke level 2,081.26 dengan berikutnya range pasar antara resistance di level 2111 dan 2135, sementara support pada level 2035 dan 2001.
Pasar Emas
Untuk pasar emas, minggu lalu terpantau fluktuatif dalam situasi dollar yang berupaya rebound, sehingga berakhir dalam harga emas dunia yang melemah tipis ke level $1231.90 per troy ounce. Untuk sepekan ke depan emas akan berada dengan rentang harga pasar antara resistance di $1285 dan berikut $1307, serta support pada $1208 dan $1180. Di Indonesia, harga emas terpantau turun tipis ke level Rp522,569.
Dinamika pasar, atau bagi sebagian orang menyebutnya dengan gejolak, pada pasar investasi semakin terlihat fluktuatif. Semakin jelas bahwa koreksi pasar memang ada. Demikian pula, rebound atau reversal adalah bagian dari pergerakan pasar. Dalam situasi seperti ini, timing untuk masuk serta keluar pasar (market entry and exit) merupakan aspek kunci keberhasilan berinvestasi. Terpeleset di sini maka keuntungan menjadi tipis atau kerugian membengkak. Tepat ambil posisi di sini akan memberikan gain yang tidak jarang mencengangkan. Anda, kalau boleh disarankan, perlu teman investasi. Tetaplah bersama kami, karena kami hadir demi sukses investasi Anda, pembaca setia Vibiznews!
CEO Vibiz Consulting
Vibiz Consulting Group