Memasuki perdagangan forex hari pertama pekan di sesi Asia (25/04), pasar banyak melakukan profit taking terhadap dollar AS setelah akhir pekan lalu berhasil menembus posisi tertinggi dalam 3 pekan terhadap beberapa rival utamanya khususnya kurs safe haven.
Dalam perdagangan forex akhir pekan lalu, dollar yang diawal perdagangan alami tekanan jual bangkit kembali pada sesi Amerika meski rilis data ekonomi kurang mengesankan. Data tersebut berupa flash manufacturing PMI dari Markit, pasalnya pasar miliki harapan diputuskannya kenaikan Fed rate pada pertemuan FOMC pekan ini.
Akhir pekan lalu dollar AS hanya melemah terhadap kurs poundsterling yang mendapat tenaga dari adanya opini publik yang menginginkan Brexit tidak terjadi setelah mendapat dukungan dari Presiden Obama. Sentimen inilah yang membuat pound kuat diantara rival-rival utama dollar AS lainnya.
Selain itu kuatnya terhadap kurs safe haven yen dipicu oleh sikap pemerintah Jepang yang akan menerapkan suku bunga negatif bagi pinjaman lembaga-lembaga keuangan negaa tersebut pada bank sentral Jepang.
Pagi ini terpantau dollar melemah secara teknikal terhadap semua rival utamanya kecuali terhadap pound. Indeks dollar yang mengukur kekuatan dollar AS terhadap 6 rival utamanya di pasar spot terkini masih bergerak negatif, akhir pekan lalu indeks dollar ditutup turun 0,5 persen ke posisi 95.08.
Untuk penggerak fundamental hari ini, ada beberapa data yang akan mempengaruhi pergerakan pasar forex seperti data German Ifo Bussines Climate dan data perumahan AS New Home Sales.
Joel/VMN/VBN/Senior Analyst-Vibiz Research Center
Editor: Asido Situmorang