Ditengah perdagangan forex sesi Asia hari Kamis (19/05), dollar AS kehabisan tenaga setelah berhasil rally kencang pada perdagangan sebelumnya hingga mencapai posisi tertinggi dalam 8 pekan. Rally semakin kencang semalam setelah rilis risalah pertemuan FOMC bulan lalu yang membangkitkan kembali harapan kenaikan lanjutan Fed rate dalam waktu dekat.
Lihat: The Fed Memungkinkan Kenaikan Suku Bunga Bulan Juni
Diakhir perdagangan forex hari Rabu, dollar menguat terhadap semua rival besar kecuali terhadap poundsterling yang menguat secara teknikal. Penguatan paling besar terjadi pada kurs euro dan yen, dimana euro jatuh ke posisi harian terendah sejak tanggal 17 April 2016.
Perdagangan sesi Asia siang ini terpantau dollar melemah terhadap kurs safe haven yaitu yen dan euro, selebihnya juga menguat terhadap kurs komoditas pasca anjloknya harga minyak mentah hingga perdagangan sesi Asia.
Lihat: Harga Minyak Mentah Merosot Setelah Rilis FOMC
Untuk pergerakan selanjutnya, dollar AS diperkirakan akan bergerak kuat kembali menerima sentimen positif dari beberapa data ekonomi yang dirilis pada sesi malam. Data yang mempengaruhi sangat signfikan yaitu data Philly Fed Manufacturing dan Unemployment Claims mingguan AS.
Indeks dolar yang mengukur kekuatan dollar AS terhadap enam mata uang utama perdagangan sesi Asia pagi ini turun 0,1 persen setelah dibuka pada posisi 95,19 dan bergulir pada posisi 95,17. Perdagangan sebelumnya indeks dollar AS naik 1,4 persen ke posisi 95,18.