Mengamati pergerakan kurs euro pada perdagangan forex sesi Eropa akhir pekan (03/06), turun terhadap banyak rivalnya baik dollar AS maupun yen. Terhadap yen turun ke level terendah dalam tiga tahun, pelemahan masih dibayangi sentimen pengumuman ECB hari Kamis (2/06). Pasar menganggap Bank Sentral Eropa gagal mengangkat prakiraan inflasi dalam jangka panjang sehingga meningkatkan prospek pelonggaran moneter lebih banyak lagi.
Meskipun ECB melakukan penyesuaian proyeksi inflasi tahun 2016 sebesar 0,1 persen, namun untuk tahun 2017 dan 2018 tidak dilakukan perubahan. Prospek pelonggaran moneter akan terjadi lagi meskipun sudah banyak dilonggarkan merespon kebijakan tersebut.
Terhadap yen, euro jatuh ke posisi Euro jatuh ke posisi terlemah sejak April 2013 di posisi ¥ 121,065 setelah pengumuman ECB kemarin. Terhadap dollar, euro kembali alami retreat 2 hari berturut setelah sempat melonjak oleh tidak diubahnya suku bunga bank sentral tersebut.
Penggerak pair sore ini datang dari rilis data service PMI dan retail sales semua negara anggotanya dan kawasan. Data-data tersebut sebenarnya menunjukkan sinyal kuat untuk euro bisa rebound namun sentimen diatas membuat pasar koreksi kembali pair.
Pergerakan kurs euro di sesi Eropa (10:45:35 GMT) bergerak lemah terhadap dollar AS, setelah dibuka lebih tinggi dari perdagangan sebelumnya pada 1.1154 di awal perdagangan (00.00 GMT), kurs Euro turun 13 pips atau 0,1% dan nilai bergulir berada pada 1.1141.
Untuk perdagangan selanjutnya hingga penutupan perdagangan sesi Amerika berakhir besok pagi, analyst Vibiz Research Center memperkirakan pair EURUSD akan turun lagi ke posisi 1.1121-1.1099. Namun jika tidak tembus kisaran tersebut maka pair naik lagi menuju kisaran 1.1170.
Joel/VBN/VMN/Analyst Vibiz Research Center
Editor : Asido Situmorang