Di tengah perdagangan forex sesi Asia hari Senin (13/06) kurs poundsterling terpantau masih terpukul setelah 3 hari berturut anjlok parah oleh sentimen Brexit yang khawatirkan pasar keuangan kawasan Eropa dan juga dunia. Bahkan kurs pound jatuh ke posisi terendah dalam 9 minggu terhadap dollar AS dan jatuh ke posisi terendah dalm 3 tahun terhadap yen.
Pelaku pasar khawatir akan portofolio mereka untuk perdagangan kurs pound sehingga melepasnya dan memburu aset safe haven. Mereka khawatir akan perkembangan dukungan terhadap referendum Brexit semakin meningkat dibandingkan dengan dukungan akan Inggris tetap di Uni Eropa dalam referendum yang akan diselenggarakan pada tanggal 23 Juni nanti.
Seperti yang sudah disampaikan pekan lalu, bahwa sentimen Brexit menjadi fokus pasar melebihi katalis penggerak lain seperti data ekonomi Inggris. Dimana meskipun data ekonomi menunjukkan performa yang positif pasar tidak akan kendorkan melepas pound dan berlari kepada safe haven ataupun dollar AS.
Pergerakan kurs poundsterling di sesi Asia (03:50:35 GMT) bergerak lemas terhadap dollar AS, setelah dibuka lebih rendah pada 1.4268 di awal perdagangan (00.00 GMT), kurs pound turun 78 pips atau 0,8% dan nilai bergulir berada pada 1.4190.
Untuk perdagangan selanjutnya hingga penutupan perdagangan sesi Amerika berakhir besok pagi, analyst Vibiz Research Center memperkirakan pair GBPUSD dapat turun lagi ke kisaran 1.4174-1.4103. Namun jika terjadi koreksi naik akan kembali menuju kisaran 1.4320.
Joel/VBN/VMN/Analyst Vibiz Research Center
Editor : Asido Situmorang