Pukulan kuat yang menghajar dollar AS dari pernyataan Janet Yellen beberapa jam lalu tidak membuat poundsterling bergembira pada perdagangan sesi Asia hari Kamis (16/6), terpantau bergerak konsolidasi dengan kecenderungan negatif. Tampaknya sentimen Brexit masih terus membayangi pergerakan kurs pound terhadap rival-rival utamanya.
Polemik Brexit di Inggris masih terus bergulir dimana banyak pengusaha-pengusaha negeri tersebut mendukung adanya Brexit atau Inggris keluar dari Uni Eropa, dengan alasan bisnis mereka ingin bebas dari regulasi UE yang selama ini bagi mereka kurang menguntungkan.
Pemerintahan yang menjabat sekarang terus berusaha meyakinkan Inggris untuk tidak meninggalkan UE, demikian juga kanselir keuangan Inggris mengancam akan memangkas pengeluaran publik, memangkas jaminan kesejahtraan dan menaikkan pajak penghasilan serta warisan. George Osborne berkilah untuk menutupi bolongnya anggaran saat terjadi Brexit sampai £30 miliar.
Pergerakan kurs poundsterling di sesi Asia (02:45:35 GMT) bergerak lemah terhadap dollar AS, setelah dibuka lebih tinggi pada 1.4202 di awal perdagangan (00.00 GMT), kurs pound turun 20 pips atau 0,2% dan nilai bergulir berada pada 1.4182.
Untuk perdagangan selanjutnya hingga penutupan perdagangan sesi Amerika berakhir besok pagi, analyst Vibiz Research Center memperkirakan pair GBPUSD dapat turun ke kisaran 1.4125-1.4089. Namun jika tidak sampai kisarantersebut maka pair dapat naik ke kisaran 1.4272.
Joel/VBN/VMN/Analyst Vibiz Research Center
Editor : Asido Situmorang