Total pinjaman Tiongkok lebih dari dua kali lipat produk domestik bruto (PDB) tahun terakhir, ekonom pemerintah Tiongkok mengatakan, memperingatkan bahwa hubungan utang antara negara dan industri bisa “fatal” bagi perekonomian terbesar kedua di dunia ini.
Utang negara telah menggelembung setelah pemerintah Beijing telah mempermudah untuk mendapatkan kredit murah dan mudah dalam upaya untuk merangsang pertumbuhan melambat, mendorong belanja besar.
Sementara stimulus dapat membantu negara membukukan nilai pertumbuhan yang lebih baik dalam waktu dekat, para analis mengatakan rebound mungkin berumur pendek.
Pinjaman Tiongkok mencapai 168.48 triliun yuan (US $ 25.6 triliun) pada akhir tahun lalu, setara dengan 249 persen dari perekonomian GDP, Li Yang, seorang peneliti senior pemerintah atas think tank China Academy of Social Sciences (CASS), kepada wartawan Rabu.
Jumlah tersebut, sementara besar, masih lebih rendah dari beberapa perkiraan luar.
Perusahaan konsultan McKinsey Group telah mengatakan bahwa total utang negara itu kemungkinan setinggi US $ 28 triliun pertengahan 2014.
CASS dalam sebuah laporan tahun lalu mengatakan utang Tiongkok sebesar 150.03 triliun yuan pada akhir 2014, menurut laporan media Tiongkok sebelumnya.
Risiko yang paling mengkhawatirkan terletak pada sektor korporasi non-keuangan, di mana rasio utang terhadap PDB diperkirakan 156 persen termasuk kewajiban pembiayaan kendaraan pemerintah daerah, kata Li.
Banyak perusahaan yang dimaksud adalah perusahaan milik negara yang meminjam banyak dari bank yang didukung pemerintah dan masalah dengan sektor ini pada akhirnya bisa memicu “risiko sistemik” dalam perekonomian, katanya.
“Gravitasi perusahaan non-keuangan Tiongkok (utang) adalah bahwa jika terjadi masalah dengan itu, sistem keuangan Tiongkok akan memiliki masalah dengan segera,” kata Li.
Dia menambahkan bahwa masalah ini juga akan mempengaruhi keuangan negara karena bank Tiongkok terkait erat dengan pemerintah.”
“Ini masalah yang fatal di Tiongkok. Karena link tersebut, itu mungkin lebih mendesak untuk Tiongkok untuk menyelesaikan masalah utang dari negara lain,” katanya.
Meskipun terjadi kekhawatiran, Tiongkok mengalami kesulitan menghadang menguatnya permintaan kredit. Pada hari Rabu, Bank Rakyat China mengumumkan bahwa pinjaman baru yang diberikan oleh bank melompat ke 985.5 miliar yuan bulan lalu, naik dari 555.6 miliar yuan pada bulan April.
Doni/VBN/VMN/Analyst Vibiz Research Center
Editor : Asido Situmorang