Pada Juni 2016 terjadi inflasi sebesar 0,66 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 124,29. Tingkat inflasi tahun kalender (Januari–Juni) 2016 sebesar 1,06 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Juni 2016 terhadap Juni 2015) sebesar 3,45 persen. Demikian rilis yang dilaporkan Badan Pusat Statistik, Jumat (01/06).
Inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya seluruh indeks kelompok pengeluaran, yaitu: kelompok bahan makanan 1,62 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau 0,58 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar 0,15 persen; kelompok sandang 0,70 persen; kelompok kesehatan 0,34 persen; kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga 0,03 persen; dan kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan 0,63 persen.
Sementara itu, Bank Indonesia menyatakan tingkat inflasi bulan Juni sejalan dengan perkiraan Bank Indonesia. Inflasi IHK pada periode bulan Ramadhan tahun ini cukup terkendali dan relatif lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata inflasi periode Ramadhan dalam empat tahun terakhir. Hal ini tidak terlepas dari berbagai kebijakan yang ditempuh Pemerintah serta koordinasi yang kuat antara Pemerintah dan Bank Indonesia dalam menghadapi bulan Ramadhan pada tahun ini.
Inflasi komponen volatile foods (VF) tercatat sebesar 1,71% (mtm) atau 8,12% (yoy), lebih rendah dari rata-rata inflasi VF pada periode Ramadhan dalam empat tahun terakhir. Inflasi komponen ini terutama bersumber dari peningkatan harga komoditas daging ayam ras, ikan segar, telur ayam ras, kentang, wortel, beras dan daging sapi, seiring dengan meningkatnya permintaan menjelang bulan Ramadhan.
Namun, inflasi VF tertahan dengan menurunnya harga komoditas lainnya, khususnya bawang merah. Sementara itu, inflasi komponen administered prices (AP) tercatat sebesar 0,72% (mtm), atau secara tahunan mencatat deflasi sebesar 0,50% (yoy). Inflasi komponen AP di bulan Juni ini terutama didorong oleh kenaikan tarif angkutan udara, tarif angkutan antar kota serta penyesuaian tarif listrik akibat kenaikan harga minyak dunia.
Di sisi lain, inflasi inti tercatat cukup rendah, yaitu sebesar 0,33% (mtm) atau 3,49% (yoy). Perkembangan inflasi inti tersebut sejalan dengan masih terbatasnya permintaan domestik, menguatnya nilai tukar rupiah dan terkendalinya ekspektasi inflasi.
Bank Indonesia menyatakan inflasi diperkirakan tetap terkendali dan berada pada sasaran inflasi 2016, yaitu 4%±1% (yoy). Koordinasi Pemerintah dan Bank Indonesia akan difokuskan pada upaya menjamin pasokan dan distribusi, khususnya berbagai bahan kebutuhan pokok, dan menjaga ekspektasi inflasi.
Doni/VMN/VBN/Analyst Vibiz Research Center
Editor : Asido Situmorang