Market Outlook 4 – 8 July 2016

895

Minggu lalu bursa pasar modal di Indonesia terpantau menguat signifikan hingga menembus level psikologis 5000 dengan dana asing mengalir dalam posisi beli bersih senilai Rp5,93 triliun, sehingga secara mingguan bursa ditutup menguat tajam ke level 4,971.58, setelah sempat melaju sampai 5039.

Untuk minggu berikutnya (11-15 Juli), setelah BEI libur Lebaran selama seminggu, IHSG terlihat dalam posisi rawan profit taking, namun tergantung juga dengan arah bursa global selama BEI libur. Secara mingguan, IHSG berada antara resistance level di posisi 5040 dan 5105, sedangkan support di level 4910 dan kemudian 4754.

Mata uang rupiah seminggu lalu terlihat mengalami penguatan yang berarti oleh sentimen positif disahkannya RUU Pengampunan Pajak meskipun dollar di pasar global masih terdongkrak oleh melorotnya nilai pound sterling setelah Brexit, di mana secara mingguan rupiah menguat signifikan ke level 13,133. Kurs USD/IDR pada minggu mendatang diperkirakan berada dalam range antara resistance di level 13,560 dan 13,695, sementara support di level 13,030 dan 12,990.

Untuk indikator ekonomi global, pada pekan mendatang ini akan diwarnai sejumlah data ekonomi penting, termasuk data tenaga kerja AS Non-Farm Employment Change dan suku bunga dari bank sentral Australia. Secara umum sejumlah agenda rilis data ekonomi global yang kiranya perlu diperhatikan investor minggu ini, adalah:

  • Dari kawasan Amerika: berupa rilis data ISM Non-Manufacturing PMI pada Rabu malam; dilanjutkan dengan rilis FOMC Meeting Minutes pada Kamis dini hari; kemudian data tenaga kerja Unemployment Claims dan ADP Non-Farm Employment Change pada Kamis malam; diakhiri dengan rilis Non-Farm Employment Change dan Unemployment Rate pada Jumat malam.
  • Dari kawasan Eropa dan Inggris: berupa rilis data Construction PMI Inggris pada Senin sore; diteruskan dengan pidato ECB President Draghi pada Rabu sore; lalu rilis data Manufacturing Production m/m Inggris pada Kamis sore.
  • Dari kawasan Asia Australia: berupa rilis data RBA Rate Statement dari Australia pada Selasa pagi yang diperkirakan bertahan di level rendah 1.75%.

Pasar Forex
Minggu lalu di pasar forex, mata uang dollar terlihat menguat dengan pound masih terperosok sejak keputusan referendum Brexit, di mana secara mingguan index dollar AS terpantau naik ke level 95.640. Sementara itu, pekan lalu euro dollar terpantau menguat ke level 1.1135. Untuk minggu ini, nampaknya euro akan berada antara level support pada 1.1010 dan 1.0820 sementara resistance pada 1.1350 dan kemudian 1.1426.

Poundsterling minggu lalu terlihat masih tergelincir ke level 1.3284 terhadap dollar, sedikit di atas posisi 31 tahun terendahnya. Untuk minggu ini pasar berkisar antara level support pada 1.3120 dan kemudian 1.3050, sedangkan resistance pada 1.3840 dan 1.4385. Untuk USDJPY minggu lalu berakhir menguat tipis ke level 102.56. Pasar di minggu ini akan berada di antara resistance level pada 106.85 dan 107.90, serta support pada 98.95 serta level 96.57. Sementara itu, Aussie dollar terpantau naik terbatas ke level 0.7493. Range minggu ini akan berada di antara support level di 0.7285 dan 0.7145, sementara resistance level di 0.7650 dan 0.7720.

Pasar Saham
Untuk pasar saham kawasan, pada minggu lalu di regional Asia secara umum menguat dengan bursa bangkit rebound dari anjlok sebelumnya akibat keputusan referendum Brexit. Indeks Nikkei secara mingguan terpantau mengalami penguatan ke level 15682. Rentang pasar saat ini antara level resistance di level 16385 dan 16825, sementara support pada level 14865 dan lalu 14850. Sementara itu, Indeks Hang Seng di Hong Kong minggu lalu berakhir menguat ke level 20794. Minggu ini akan berada antara level resistance di 21030 dan 21340, sementara support di 19585 dan 18875.

Bursa saham Wall Street minggu lalu terpantau menguat signifikan sekitar 3% mengalami recovery dari kerugian setelah Brexit yang mengejutkan itu. Dow Jones Industrial secara mingguan menguat 3.22% ke level 17,943.28, dengan rentang pasar berikutnya antara resistance level pada 18166 dan 18350, sementara support di level 17066 dan 16815. Index S&P 500 minggu lalu menguat 2.15% ke level 2,094.62 dengan berikutnya range pasar antara resistance di level 2120 dan 2135, sementara support pada level 1990 dan 1928.

Pasar Emas
Untuk pasar emas, minggu lalu terpantau menguat lagi di minggunya yang kelima -pada posisi dua tahun tertingginya- masih oleh meningkatnya permintaan safe haven assets setelah Brexit, sehingga berakhir dalam harga emas dunia yang menguat ke level $1344.25 per troy ounce. Untuk sepekan ke depan emas akan berada dengan rentang harga pasar antara resistance di $1360 dan berikut $1390, serta support pada $1305 dan $1200. Di Indonesia, harga emas terpantau tertahan ke level Rp563,962.

Volatilitas pasar terpantau meningkat belakangan ini. Isyu paasca Brexit di Inggris dan Eropa serta ramainya spekulasi suku bunga di bank-bank global menjadi sebagian pemicunya. Banyak ketidakjelasan pasar sepertinya terjadi saat ini. Di sisi lain, kondisi sekarang bisa memberi keuntungan besar bagi investor yang pandai bermain dalam jangka pendek. Jika membutuhkan kejelasan pasar serta menangkap peluang yang ada, simak terus vibiznews.com. Kami telah lama hadir demi sukses investasi Anda, pembaca setia Vibiznews! Pada saat ini disampaikan juga selamat Hari Raya Idul Fitri 1437 H. Atas kekurangan pelayanan selama ini, mohon maaf lahir dan batin. Selamat libur panjang buat semua.

alfredBy Alfred Pakasi ,

CEO Vibiz Consulting
Vibiz Consulting Group

Editor: Jul Allens

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here