Preview Data NFP AS Juli: Sinyal Lambat Fed Naikkan Suku Bunga

527

Perdagangan forex akhir pekan (5/8) semua perhatian tertuju pada pasar Amerika yang akan merilis data pertambahan tenaga kerja baru di pasar tenaga kerja Amerika Serikat periode bulan Juli lalu. Banyak ekonom memperkirakan data pekerja baru oleh indikator NFP malam nanti menunjukkan penurunan data dari periode bulan sebelumnya.

Para pelaku pasar dan banyak ekonom memperkirakan terjadi penambahan tenaga kerja baru di Amerika Serikat hanya sebanyak 185000 tenaga kerja, dan melihat data sebelumnya terjadi penambahan sebanyak 287000 tenaga kerja. Kondisi pasar tenaga kerja negeri ekonomi terbesar dunia ini terlihat sangat sulit merekrut banyak tenaga kerja baru.

Hal itu terlihat dari laporan 2 bulan terakhir data penambahan tenaga kerja baru di AS, jumlah penambahan yang terjadi masih sangat jauh yang diharapkan bank sentral AS. Pada bulan Juni lalu tenaga kerja baru bertambah 287000 sedang laporan bulan Mei sangat sedikit yang hanya 11000 tenaga kerja.

Untuk mendukung kebijakan moneter bank sentral AS atau Federal Reserve tahun ini menaikkan suku bunganya kembali setelah dinaikkan pada bulan Desember lalu, maka data NFP AS menjadi salah satu kekauatan yang dipakai Fed untuk melakukan aksinya.

Dari laporan setiap bulan data NFP AS, analis melihat lapangan kerja di AS banyak ganjalan dimana secara kuartalan untuk periode kuartal kedua kemarin penambahan tenaga kerja hanya  147.000 pekerjaan baru sedang kuartal pertama tahun ini berhasil merekrut sebanyak 196.000 pekerjaan dan  282000 pada kuartal keempat.

Penambahan jumlah tenaga kerja baru kurang lebih  200.000  akan membuka pintu lebih lebar untuk kenaikan suku bunga pada awal bulan September. Tapi mempertimbangkan kembali  laporan bulan Mei membuat  bank sentral tersebut menahan kenaikan sampai akhir tahun.

Ada sudah banyak perdebatan akhir-akhir ini tentang apakah tingkat pengangguran AS  yang sekarang di 4,9% memberikan pandangan yang akurat dari pasar tenaga kerja negeri tersebut. Mungkin tidak, tapi lonjakan besar dalam mempekerjakan selama beberapa tahun terakhir telah memangkas ketersediaan tenaga kerja terampil untuk berbagai pekerjaan. Banyak perusahaan mengeluh tentang ketidakmampuan untuk menemukan orang-orang dengan bakat yang mereka butuhkan, dan itu mungkin menjadi bagian dari alasan sulitnya perekrutan baru.

Joel/VMN/VBN/Analyst-Vibiz Research Center
Editor : Jul Allens

[td_block3 category_id=”8131″ limit=”3″custom_title=”ADVERTORIAL” ajax_pagination=”next_prev”]

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here