Pada penutupan perdagangan bursa saham Tiongkok awal pekan Senin (19/12), indeks Shanghai berakhir turun -4,56 persen atau -0,15 poin pada 3118.43. Saham Tiongkok tergelincir dipimpin oleh saham blue-chip, karena harapan untuk stimulus moneter baru redup setelah Beijing berjanji akan menahan gelembung aset tahun depan dengan menjaga kebijakan moneter “prudent dan netral”.
Pasar berhati-hati setelah para pemimpin top Tiongkok berjanji selama akhir pekan untuk membendung gelembung aset di tahun 2017 dan menempatkan kepentingan yang lebih besar pada pencegahan risiko keuangan.
Sementara itu, kelemahan pasar obligasi Tiongkok bertahan pada hari Senin, memperdalam kekhawatiran pengetatan likuiditas menjelang akhir tahun. Harga 10 tahun treasury berjangka Tiongkok untuk pengiriman Maret turun lebih dari 1 persen.
Sebagian besar sektor melemah, dipimpin oleh property, setelah sektor itu diidentifikasi oleh para pemimpin top Tiongkok sebagai fokus pengendalian risiko di 2017.
China Vanke, yang harga sahamnya telah didorong oleh lonjakan perang penawaran, merosot 6,1 persen ke level terendah empat bulan pada Senin, di tengah pengawasan ketat peraturan tentang akuisisi “barbar” oleh perusahaan asuransi. Vanke turun 22 persen sejak akhir November.
Melawan tren yang lebih luas, sektor konsumen dan transportasi menguat.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan pada perdagangan selanjutnya indeks Shanghai akan bergerak lemah dengan pudarnya harapan pelonggaran kebijakan.
Doni/VMN/VBN/Analyst Vibiz Research Center Editor : Asido Situmorang