Ekonomi Inggris Raya tumbuh lebih cepat daripada yang diperkirakan sebelumnya dalam tiga bulan setelah pemungutan suara Juni untuk meninggalkan Uni Eropa, menurut perkiraan pertumbuhan terbaru Jumat (23/12) yang menunjukkan tidak ada perlambatan signifikan pasca-referendum.
Kantor Statistik Nasional (ONS) Inggris menyatakan ekonomi Inggris tumbuh 0,6% pada kedua kuartal kedua dan ketiga tahun 2016. Perkiraan sebelumnya mengatakan ekonomi tumbuh dengan lebih lambat 0,5% pada kuartal ketiga dan lebih cepat 0,7% di kedua.
Pada basis tahunan, pertumbuhan kuartal ketiga direvisi naik menjadi 2,3%, dari 2,0% sebelumnya.
ONS mengatakan ekonomi ini didukung sebagian besar oleh belanja konsumen, yang mengimbangi kinerja ekspor yang buruk. Produksi di sektor jasa pembangkit tenaga listrik juga lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya.
Namun Ekonom memperingatkan, bahwa lonjakan pada belanja konsumen dari percepatan inflasi kemungkinan akan membebani pertumbuhan tahun depan.
Data terakhir akan disambut oleh Perdana Menteri Theresa May, yang mengatakan dia akan secara resmi memulai pembicaraan keluar dengan Uni Eropa pada akhir Maret.
Kekuatan ekonomi dalam bulan setelah pemungutan suara yang salah diperkirakan banyak ekonom, yang memperkirakan perlambatan segera. Namun, para pejabat di Bank of England mmeperkirakan percepatan pertumbuhan harga untuk menekan anggaran rumah tangga tahun depan, dan ketidakpastian atas hubungan masa depan U.K. ke Uni Eropa untuk meredam investasi bisnis.
Investasi bisnis naik 0,4% pada kuartal ketiga dibandingkan dengan yang kedua, ONS mengatakan Jumat, kenaikan lebih kecil dari yang diperkirakan. Belanja modal secara keseluruhan didukung oleh investasi pemerintah dan konstruksi.
Doni/VMN/VBN/Analyst Vibiz Research Center Editor : Asido Situmorang