Pada penutupan perdagangan bursa saham Tiongkok Rabu (22/03), indeks Shanghai berakhir turun 0,5 persen atau 16,2 poin pada 3,245.4. Bursa Saham Shanghai jatuh pada hari Rabu karena kekhawatiran atas pengetatan likuiditas di sistem perbankan domestik, dan ketidakpastian apakah Presiden AS Donald Trump akan bisa mendapatkan kebijakan-kebijakan ekonominya disetujui secara tepat waktu.
Pada hari Selasa, baik S & P 500 dan Dow Jones Industrial Average membukukan penurunan harian terbesar sebelum kemenangan pemilu Trump pada bulan November di tengah kekhawatiran atas kemampuan untuk memberikan janji pemotongan pajak perusahaan.
Lihat : Bursa Wall Street Tenggelam Lebih 1 Persen, Terburuk Tahun 2017
Investor juga khawatir tentang pengetatan likuiditas di sistem perbankan mendekati kuartal akhir, demikian menurut analis.
Suku bunga jangka pendek di Tiongkok melonjak pada Selasa karena kondisi kas diperketat karena kekhawatiran penilaian risiko kuartalan bank sentral pada akhir bulan ini akan membatasi pinjaman di pasar antar bank.
Sektor utama jatuh di seluruh papan, dipimpin oleh saham bank dan properti, sebagai survei bank sentral menemukan bahwa 52,2 persen rumah tangga perkotaan percaya harga perumahan “sangat tinggi” pada kuartal pertama.
Bahwa pihak berwenang memperkuat harapan akan lebih agresif untuk mendinginkan pasar properti yang melonjak, bahkan dengan risiko meredam pertumbuhan ekonomi.
Melawan tren luas, saham terkait dengan inisiatif infrastruktur “One Belt, One Road” terus mengungguli, dipimpin oleh saham infrastruktur kelas berat, karena mereka melihat manfaat dari inisiatif tersebut.
Malam nanti akan dirilis data Existing Home Sales Februari AS yang diindikasikan menurun. Demikian juga akan dirilis data persediaan mingguan minyak mentah AS oleh EIA yang diindikasikan terjadi peningkatan, yang jika terealisir akan menekan harga minyak mentah. Jika data-data ini terealisir akan menekan bursa Wall Street.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan pada perdagangan selanjutnya indeks Shanghai akan mencermati perkembangan ekonomi domestik. Jika sentimen pengetatan kebijakan mencuat, akan menekan bursa. Juga jika bursa Wall Street melemah, dapat menekan bursa. Indeks diperkirakan bergerak dalam kisaran Support 3155-3060, dan jika naik akan bergerak dalam kisaran Resistance 3345-3446.
Doni/VMN/VBN/Analyst Vibiz Research Center Editor : Asido Situmorang