Jelang akhir perdagangan forex sesi Asia hari Rabu (17/5), kurs yen masih berada di posisi kekuatannya oleh dorongan perdagangan safe haven yang menepis sentimen negatif buruknya data pesanan mesin Jepang bulan Maret. Kuatnya yen membuat pair USDJPY lanjutkan bearishnya di hari ke-2 berturut.
Banyaknya permintaan safe haven masih dipicu permasalahan politik Trump-Rusia, dimana semakin banyak ketika akhirnya Presiden AS Donald Trump membantah pemberitaan beberapa media massa tentang laporan FBI diperintahkannya hentikan penyelidikan atas mantan kepala keamanan Gedung Putih.
Kondisi politik yang ada tersebut akan membuat posisi imbal hasil obligasi negeri tersebut akan semakin lemah, setelah sebelumnya juga ditekan oleh kendornya harapan kenaikan Fed rate bulan Juni. Turunnya ekspektasi kenaikan Fed rate dipicu oleh rentetan beberapa data ekonomi yang mengecewakan.
Pergerakan pair USDJPY sesi Asia (11:00:21 WIB) bergerak lemah setelah dibuka lebih tinggi pada posisi 113.10 awal perdagangan sesi Asia (07.00 WIB), USDJPY kini bergulir pada posisi 112.47 yang sempat mencapai posisi terendah di 112.35. Posisi ini sudah melewati support kuatnya dan merupakan posisi terendah dalam 8 hari.
Untuk perdagangan selanjutnya secara teknikal, pair USDJPY masih mendapat sinyal positif untuk bergerak turun kembali ke posisi support kuatnya. Namun pada sesi Eropa jika tidak berhasil mencapai support lemahnya di posisi 112.24 maka pair berpotensi koreksi naik ke posisi awal sesi sebelum mencapai resisten kuatnya di 113.41.
Joel/VMN/VBN/Analyst-Vibiz Research Center Editor: Asido Situmorang