Chart Indeks S&P 500 Mirip Pergerakan pada “Black Monday” 30 Tahun Lalu; Crash Menjelang?

824

(Vibiznews – Index) – Chart untuk daily price S&P 500 tahun ini terlihat “menakutkan” seperti tahun 1987, salah satu market strategists Wall Street yang berpengalaman panjang menunjukkannya.

“Memang, ketika membandingkan indeks harian S&P 500 pada tahun 1987 dengan perkembangan sejauh ini di tahun 2017, tampaknya mengikuti pola pergerakan yang serupa,” kata Sam Stovall, chief investment strategist dari CFRA Research, dalam catatan kepada klien pada hari Rabu, sebagaimana dilansir CNBC (19/10).

“Namun, jika S&P 500 ini dilihat dari perspektif kinerja harga secara daily year-to-date, penguatan bursa 2017 relatif lebih maju seperti suatu moving average jangka panjang dibandingkan pergerakan melonjak dan crash bursa selama tahun 1987, “Kata Stovall.

S&P 500 telah mengalami tahun terbaiknya sejauh ini, naik 14 persen mencetak rekor-rekor tertinggi. Investor telah mengumpulkan saham sejalan dengan harapan pada reformasi pajak korporasi di AS, pertumbuhan ekonomi yang membaik dan pertumbuhan earnings yang kuat.

Namun, pendakian tanpa henti S&P 500 ini telah menghidupkan kembali ingatan akan anjloknya pasar (market crash) pada 19 Oktober 1987. Pada hari itu -yang dikenal di Wall Street sebagai “Black Monday”– S&P merosot 20,5 persen, merupakan penurunan harian terbesar dalam sejarah pasar saham AS.

Ada Tiga Perbedaan

Tapi Stovall mengatakan ada perbedaan utama antara pasar saat ini dengan pasar pada 30 tahun yang lalu, seperti dikutip oleh CNBC.

Pertama, pasar tahun ini tidak menunjukkan tanda-tanda euforia seperti pada tahun 1987. Dia menunjukkan bahwa 95 persen sub-industri sektor di S&P 500 naik lebih tinggi sebelum crash pasar terjadi. Pada 2017, hanya 73 persen sub-industri yang naik lebih tinggi.

Stovall juga menunjukkan bahwa bullish pasar saat ini jauh lebih panjang daripada yang di tahun 1987. Bull kali ini -yang dimulai pada 2009- berusia 103 bulan, sementara Black Monday mengakhiri pasar bullish 60 bulan.

Dia juga mencatat bahwa suku bunga sekarang jauh lebih rendah daripada yang 30 tahun lalu. Tingkat suku bunga Federal Reserve berada di atas 7 persen pada tahun 1987. Saat ini, suku bunga overnight berada pada kisaran 1 sampai 1,25 persen saja.

“Investor dapat dipahami merasakan kecemasan yang meningkat ketika pasar bullish saat ini disebutkan searah dengan peringatan 30 tahun Crash tahun 1987. Namun, sejarah menunjukkan bahwa perbandingan ini bukan merupakan suatu jaminan pasti,” kata Stovall.

Analis Vibiznews melihat bahwa pendakian terus-menerus S&P 500 ini wajar saja jika akan menemui resistance dan koreksinya. Secara perdagangan harian dapat kita lihat indeks S&P yang kerap bergerak fluktuatif, menandakan aksi jual yang kuat juga di samping kerasnya aksi beli.

Tapi apakah koreksi nanti ini akan menimbulkan crash? Belum tentu juga. Tetapi investor kiranya perlu mewaspadai risiko geopolitik Korea yang bisa sewaktu-waktu pecah dalam bentuk perang fisik, di samping risiko penolakan tajam terhadap rencana reformasi pajak. Indikator-indikator fundamental tersebut, dan indikator lainnya, bisa jadi suatu pemicu kepada koreksi besar pasar. Dengan catatan, jika risiko-risiko itu terjadi dalam skala yang sangat signifikan.

 

Source: CNBC
Analis: J. John
Editor: J. John

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here