(Vibiznews – Forex) Dolar AS berbalik melemah pada akhir perdagangan Rabu dinihari (22/11), bergerak sejalan dengan penurunan imbal hasil 10 tahun A.S. dan mengkonsolidasikan kenaikan dari Senin dalam perdagangan ringan menjelang liburan Thanksgiving hari Kamis di Amerika Serikat.
Indeks dolar, yang mengukur mata uangnya terhadap sekeranjang enam saingan utama, turun 0,14 persen menjadi 93,95, namun masih dalam kisaran puncaknya 94,104, tertinggi sejak 14 November.
Dolar turun 0,17 persen terhadap yen menjadi 112,43 yen dan 0,23 persen terhadap franc Swiss menjadi 0,9911 franc, namun tetap berada dalam kisaran perdagangan dari sesi sebelumnya terhadap kedua mata uang tersebut.
Euro naik tipis 0,08 persen menjadi $ 1,1741. Mata uang tunggal tersebut mencatat penurunan satu hari terbesar sejak 26 Oktober di hari Senin namun investor kemudian melihat ke luar kebuntuan politik Jerman untuk fokus pada ekonomi zona euro yang masih kuat.
Dengan data terbatas minggu ini dan rilis risalah dari pertemuan bulan November Federal Reserve dan sebuah pidato dari Ketua Fed Janet Yellen yang dicemati selama 24 jam ke depan, para analis mengatakan bahwa para investor berusaha untuk membukukan keuntungan mereka setelah kekuatan dolar yang luas pada sesi sebelumnya.
Kanselir Jerman Angela Merkel menaikkan prospek pada hari Senin pemilihan baru setelah perundingan untuk membentuk koalisi tiga arah ambruk.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan dolar AS akan bergerak mencermati hasil risalah pertemuan The Fed, yang jika mensinyalkan kenaikan suku bunga akan menguatkan dolar AS. Juga akan mencermati kondisi ekonomi dan politik AS.
Asido Situmorang/VMN/VBN/Editor & Senior Analyst Vibiz Research Center