The Fed AS Naikkan Suku Bunga, Diyakinkan Sehatnya Ekonomi AS

806

(Vibiznews – Business & Economy) Seperti yang diperkirakan pasar secara luas, The Federal Reserve AS menaikkan suku bunga acuan sebesar seperempat persen, dari kisaran 1,25 persen menjadi 1,5 persen.

The Fed terus menaikkan suku bunga karena pejabat yakin ekonomi berada dalam kondisi sehat. Ini adalah ketiga kalinya Fed menaikkan suku bunga acuan tahun ini.

Dalam sebuah pernyataan yang diterbitkan setelah pertemuan dua hari Komite Pasar Terbuka Federal, Fed mengatakan data ekonomi baru-baru ini menunjukkan bahwa “pasar tenaga kerja terus menguat dan bahwa aktivitas ekonomi telah meningkat pada tingkat yang solid.”

The Fed juga memperkirakan pertumbuhan ekonomi yang lebih kuat selama tiga tahun ke depan. The Fed memperkirakan pertumbuhan 2,5 persen pada tahun 2018, jauh di atas perkiraan sebelumnya sebesar 2,1 persen pada tahun 2018, yang diterbitkan pada bulan September.

Ketua The Fed, Janet Yellen mengatakan perkiraan pertumbuhan yang lebih cepat tercermin melalui pemotongan pajak $ 1,5 triliun yang dilaksanakan melalui Kongres AS.

Pejabat Fed memperkirakan bahwa pemotongan pajak akan memberikan manfaat ekonomi yang relatif rendah, menambahkan beberapa persepuluh persen dari persentase pertumbuhan.

Mereka juga menunjukkan bahwa ekonomi memiliki ruang untuk tumbuh sedikit lebih cepat, dan bahwa mereka tidak mengharapkan stimulus untuk meningkatkan laju inflasi.

Pejabat The Fed juga tidak menyimpang dari prospek suku bunga atau inflasi tahun 2018 dan terus memberi sinyal kenaikan suku bunga tiga tahun depan.

Namun the Fed tetap berhati-hati dengan laju kenaikan suku bunga. Dalam perkiraan ekonomi yang diperbarui, pejabat Fed meramalkan bahwa inflasi akan tetap di bawah target 2 persen Fed tahun depan, dan kemudian bertahan pada 2 persen pada 2019 dan 2020. Dengan inflasi diperkirakan akan tetap terkendali, pejabat Fed terus memprediksi pergerakan yang terukur menuju tingkat yang lebih tinggi. Mereka memperkirakan suku bunga acuan Fed akan naik menjadi 3,1 persen pada akhir 2020, naik sedikit dari perkiraan terakhir 2,9 persen.

Namun kekhawatiran akan tingkat inflasi yang rendah menyebabkan dua pejabat memilih menolak kenaikan suku bunga yaitu Charles L. Evans, presiden Federal Reserve Bank of Chicago, dan Neel Kashkari, presiden Federal Reserve Bank of Minneapolis. Dalam sebuah pernyataan publik baru-baru ini, keduanya mengatakan Fed harus menunggu untuk menaikkan suku bunga sampai ada bukti yang lebih jelas bahwa suku bunga yang lebih tinggi dibutuhkan untuk mencegah inflasi meningkat terlalu cepat.

Asido Situmorang/VMN/VBN/Editor & Senior Analyst Vibiz Research Center

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here