(Vibiznews – Economy & Business) Pertumbuhan ekonomi AS catatkan hasil 2,5 persen secara tahunan pada kuartal dalam tiga bulan terakhir tahun 2017, di bawah kenaikan di muka sebesar 2,6 persen dan 3,2 persen pada periode sebelumnya.
Angka datang seiring dengan ekspektasi pasar. Impor naik lebih dari ekspor dan pada laju tercepat sejak Q3 2010, membawa kontribusi perdagangan bersih ke negatif. Juga, investasi persediaan swasta turun lebih dari yang diperkirakan semula. Di sisi lain, belanja pribadi tetap kuat dan pertumbuhan investasi tetap direvisi lebih tinggi.
Pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) menyumbang 2,58 persen poin terhadap pertumbuhan dan naik 3,8 persen (sama seperti pada pembacaan awal). Layanan naik lebih dari yang diantisipasi (2,1 persen dibandingkan dengan 1,8 persen dalam pembacaan awal) sementara barang tahan lama (13,8 persen dibandingkan 14,2 persen) dan nondurables (4,3 persen dibandingkan 5,2 persen) meningkat sedikit.
Investasi tetap menambahkan 1,29 persen poin ke pertumbuhan (1,27 poin persentase pada perkiraan pertama) dan meningkat 8,1 persen (7,9 persen pada perkiraan pertama). Investasi naik lebih dari yang diperkirakan untuk perumahan (13 persen dibandingkan dengan 11,6 persen pada perkiraan pertama); struktur (2,5 persen dibanding 1,4 persen); peralatan (11,8 persen dibanding 11,4 persen). Di sisi lain, perlambatan lebih lanjut terlihat pada produk properti intelektual (2,4 persen dibandingkan 4,5 persen).
Persediaan swasta mengurangi 0,7 persen poin dari pertumbuhan, dibandingkan dengan -0,67 persen di firgure sebelumnya.
Sementara itu, ekspor melonjak 7,1 persen (6,9 persen pada angka di muka) dan impor melonjak 14 persen (13,9 persen dalam perkiraan sebelumnya). Akibatnya, dampak dari perdagangan adalah -1,13 persen, sama seperti pada angka di muka.
Belanja pemerintah dan investasi menambahkan 0,49 persen poin ke pertumbuhan (0,5 poin persentase dalam perkiraan pertama). Ini meningkat 2,9 persen, dibanding 3 persen.
Secara tahun 2017 penuh, ekonomi tumbuh 2,3 persen, lebih tinggi dari 1,5 persen pada 2016 dan sejalan dengan angka sementara.
Asido Situmorang, Senior Analyst, Vibiz Research Center, Vibiz Consulting Group
