(Vibiznews – Index) – Harga minyak sedikit berkurang pada hari Selasa, sehari setelah memukul harga tertinggi 3-1 / 2 tahun, karena investor bersiap untuk keputusan Presiden Donald Trump pada apakah untuk menarik Amerika Serikat dari kesepakatan nuklir Iran, sebuah langkah yang bisa mengganggu pasokan minyak global.
Saham Eropa terlihat mantap untuk sedikit lebih kencang mengikuti saham Asia, dibantu oleh saham teknologi seperti umumnya pendapatan optimis mengatasi kelemahan di pasar smartphone global. Indeks FTSE Inggris naik 0,2 persen dan Jerman Dax untuk inci sampai 0,1 persen.
AS West Texas Intermediate (WTI) minyak mentah pada Senin naik di atas $ 70 untuk pertama kalinya sejak November 2014, menempatkan lebih dari 18 persen di atas harga terendah tahun ini yaitu saat menyentuh pada bulan Februari.
Minyak mentah berjangka AS terakhir diperdagangkan pada $ 70,11 per barel, turun 0,9 persen dari harga penutupan Senin.
Patokan global minyak mentah berjangka Brent berada di $ 75,64 per barel, turun 0,7 persen, setelah naik setinggi $ 76,34 pada hari Senin.
Indeks MSCI dari saham Asia Pasifik di luar Jepang naik 0,6 persen, dengan saham teknologi informasi naik 1,3 persen. Nikkei Jepang naik 0,2 persen lebih tinggi.
Indeks saham-saham unggulan bursa saham Tiongkok, CSI300 naik 1,3 persen setelah Gedung Putih mengatakan pada hari Senin bahwa pembicaraan perdagangan AS-Tiongkok akan dilanjutkan minggu depan.
Pada hari Selasa, pemerintah Tiongkok melaporkan nilai ekspor dan impor melonjak pada bulan April, mengalahkan perkiraan, tetapi berita ini tidak mempengaruhi pasar.
Di Wall Street pada hari Senin, S & P 500 ditutup naik 0,35 persen, didorong kenaikan harga saham Apple untuk hari ke enam.
Selasti Panjaitan/VBN/Coordinating Partner Vibiz Consulting Group
Editor : Asido Situmorang