(Vibiznews – Forex) Dolar AS jatuh pada akhir perdagangan Jumat dinihari (11/05) terhadap sekeranjang mata uang, namun masih bertahan di bawah puncak 2018, karena kenaikan inflasi lebih kecil dari perkiraan yang dapat menghambat Federal Reserve menaikkan suku bunga lebih cepat.
Poundsterling Inggris mencapai level terendah empat bulan terhadap dolar AS setelah Bank of England mempertahankan suku bunga tidak berubah tetapi mengurangi pertumbuhan dan prospek inflasi untuk 2018 dan 2019.
Pertumbuhan harga yang lebih lemah di antara negara-negara utama telah mengurangi harapan bahwa sebagian besar bank sentral selain Fed akan mengurangi pembelian obligasi mereka atau menaikkan suku bunga.
Indeks Harga Konsumen AS, pengukur inflasi terluas pemerintah, meningkat 0,2 persen pada bulan April, sementara tingkat CPI yang tidak termasuk harga makanan dan energi yang bergejolak naik 0,1 persen. Ekonom yang disurvei oleh Reuters telah memperkirakan CPI kemungkinan tumbuh sebesar 0,3 persen bulan lalu, dan CPI inti naik 0,2 persen.
Penurunan imbal hasil Treasury AS menambah tekanan pada dolar AS yang telah rally selama lebih dari dua minggu.
Dalam perdagangan sore, indeks dolar turun 0,41 persen terhadap sekeranjang enam mata uang utama di 92,65 setelah mencapai tertinggi 4,5 bulan 93,42 pada hari Rabu.
Pound Inggris turun 0,14 persen pada $ 1,3525 setelah jatuh ke $ 1,3460, level terendah sejak 11 Januari setelah pernyataan BOE terbaru.
Malam nanti akan dirilis data Michigan Consumer Sentiment Prel Mei AS yang diindikasikan melemah.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan mata uang dolar AS dapat bergerak lemah dengan penurunan imbal hasil obligasi AS. Juga jika malam nanti Michigan Consumer Sentiment Prel Mei AS terealisir melemah akan menekan dolar AS.
Asido Situmorang, Senior Analyst, Vibiz Research Center, Vibiz Consulting Group