(Vibiznews – Forex) Dolar AS naik ke tertinggi enam bulan terhadap Euro pada akhir perdagangan Kamis dinihari (24/05) setelah pelemahan data aktivitas bisnis Eropa menekan mata uang Euro, sementara penghindaran risiko yang lebih luas menekan dolar terhadap yen Jepang.
Indeks dolar, yang mengukur dolar AS terhadap sekeranjang enam mata uang lainnya, naik 0,4 persen pada 93,98, setelah naik setinggi 94,116, terkuat sejak 12 Desember.
Euro tergelincir 0,66 persen terhadap dolar AS menjadi $ 1,17, terlemah sejak pertengahan November.
Pertumbuhan ekonomi zona Eropa melambat jauh lebih tajam dari yang diperkirakan bulan ini, sebuah survei bisnis menunjukkan.
Pelambatan itu membentuk bayangan atas waktu kenaikan suku bunga Bank Sentral Eropa. Analis mengatakan meskipun program pelonggaran kuantitatif diperkirakan berakhir September, namun jika kekhawatiran pertumbuhan ini berlanjut, ada kemungkinan mereka dapat memperpanjangnya hingga Desember.
Euro juga tertekan oleh kekhawatiran bahwa pemerintah koalisi yang masuk Italia terdiri dari dua partai anti-kemapanan – Liga dan 5-Bintang – tampaknya akan menerapkan kebijakan pengeluaran besar yang dapat menambah utang besar negara dan menyebabkan Roma bentrok dengan Uni Eropa.
Dolar tergelincir 0,72 persen terhadap yen Jepang, pada kecepatan untuk hari terburuk sejak akhir Maret, sehari setelah Presiden AS Donald Trump meragukan atas kemajuan yang dibuat dalam pembicaraan perdagangan dengan China.
Yen cenderung naik di saat gejolak pasar karena Jepang adalah negara kreditor terbesar di dunia dan pedagang cenderung menganggap investor Jepang akan memulangkan dana pada saat krisis.
Investor juga mencaemrati rilis risalah pertemuan terakhir Federal Reserve, ketika mempertahankan suku bunga tetap stabil. Dalam pernyataan pasca-pertemuan yang dikeluarkan pada awal Mei, Fed juga mengatakan inflasi telah “bergerak mendekati” ke targetnya dan bahwa “pada basis 12 bulan diperkirakan akan berjalan di dekat simetris 2 persen tujuan Komite selama jangka menengah.”
Sementara itu, sterling jatuh ke level terendah 2018 setelah inflasi Inggris yang lebih lemah dari perkiraan meragukan apakah Bank of England akan menaikkan suku bunga tahun ini.
Dolar Kanada melemah ke level terendah lebih dari satu minggu terhadap pasangan AS karena saham dan harga minyak tergelincir.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan mata uang dolar AS akan bergerak positif tebantu data ekonomi zona Eropa dan Inggris yang lemah.
Asido Situmorang, Senior Analyst, Vibiz Research Center, Vibiz Consulting Group