(Vibiznews – Forex) – Euro naik dari level terendah enam bulannya pada Kamis karena dolar tersendat tetapi kekhawatiran atas perlambatan ekonomi di Eropa dan risiko politik di Italia terus bertindak sebagai rem.
Mata uang tunggal, euro naik menjadi $ 1,1746, dari terendahya di $ 1,1676 pada hari Rabu, dan menuju kenaikan harian terbesar dalam dua minggu.
Tapi itu sebagian besar karena rally dolar baru-baru ini kehilangan beberapa momentum yang tampak dari pertemuan kebijakan terakhir Federal Reserve dan ancaman oleh Presiden AS Donald Trump untuk menerapkan tarif baru pada mobil impor.
Pemimpin Liga sayap kanan, mitra dalam pemerintah koalisi yang direncanakan Italia, bersikeras pada hari Kamis bahwa ekonom Paolo Savona harus dinamai menteri ekonomi.
Mata uang euro melemah terhadap yen, mencapai terendah sembilan bulan yaitu dari 128,01 yen.
Kepala ekonom Bank Sentral Eropa mengatakan pada hari Kamis ada “awan” di cakrawala, termasuk rencana calon pemerintah baru Italia untuk melonggarkan kebijakan fiskal dan memutar kembali reformasi pensiun, dan ketegangan perdagangan internasional.
Jatuhnya dolar tampak berakselerasi setelah notulen rapat the Fed di rilis.
Sementara sebagian besar pembuat kebijakan berpikir kemungkinan kenaikan tingkat bunga AS lainnya akan dijamin – sejalan dengan ekspektasi pasar – sementara dari notulen rapat menunjukkan Fed akan mentolerir inflasi naik di atas tujuannya untuk sementara waktu.
Trump membuka perang perdagangan baru pada Rabu dengan mempertimbangkan tarif baru, kali ini atas mobil-mobil impor, hanya beberapa hari setelah Washington setuju dengan Beijing untuk menahan untuk sementara untuk menerapkan tarif baru pada $ 150 miliar barang-barang dari Cina.
Terhadap yen, dolar merosot 0,7 persen menjadi 109,3 per dolar, sehari setelah mengalami penurunan terbesar dalam hampir tiga bulan.
Swiss franc safe haven (CHF) juga naik 0,2 persen menjadi 0,9914 per dolar, mencapai tertinggi tiga minggu di 0,9894 per dolar pada hari Rabu.
Selasti Panjaitan/VBN/Coordinating Partner Vibiz Consulting Group
Editor : Asido Situmorang
