(Vibiznews – Forex) Dolar AS jatuh ke level terendah dua minggu terhadap yen Jepang pada akhir perdagangan Selasa dinihari (26/06), karena kekhawatiran meningkatnya ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat dan negara-negara maju lainnya menekan selera resiko.
Dolar AS turun 0,18 persen pada ¥ 109,76, setelah tergelincir ke level terendah dua minggu di level 109,38 pada awal sesi.
Departemen Keuangan AS sedang menyusun pembatasan yang akan memblokir perusahaan dengan setidaknya 25 persen kepemilikan China dari membeli perusahaan AS dengan “teknologi penting secara industri,” seorang pejabat pemerintah menjelaskan masalah tersebut pada hari Minggu.
Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin mengatakan pada hari Senin bahwa pembatasan investasi yang akan datang dari Departemen Keuangan tidak akan khusus untuk China tetapi akan berlaku “untuk semua negara yang mencoba untuk mencuri teknologi kami.”
Berita itu menambahkan kekuatiran pasar setelah Presiden AS Donald Trump pada Jumat mengancam untuk memberlakukan tarif 20 persen pada mobil yang diimpor dari Uni Eropa. Uni Eropa mengatakan akan dipaksa untuk membalas.
Ketegangan yang semakin terkait dengan perdagangan menarik pasar saham global lebih rendah.
Yen cenderung mendapat keuntungan selama tekanan geopolitik atau keuangan karena Jepang adalah negara kreditor terbesar di dunia dan ada asumsi bahwa investor Jepang akan memulangkan dana jika krisis terwujud.
Indeks dolar, yang mengukur dolar AS terhadap sekeranjang enam mata uang utama, turun 0,21 persen pada 94,32, level terendah sejak 14 Juni ketika indeks dolar mencapai titik terendah 93,133.
Euro naik 0,39 persen lebih tinggi terhadap dolar AS di $ 1,17, level tertinggi sejak 14 Juni ketika dolar diperdagangkan setinggi 1,1851 terhadap dolar.
Keuntungan euro datang setelah menguat pada hari Jumat menyusul peningkatan data pertumbuhan ekonomi regional dan jaminan baru oleh politisi Italia bahwa negara mereka tidak akan meninggalkan mata uang tunggal.
Namun, euro tetap rentan terhadap ketidakstabilan politik regional ketika Kanselir Jerman Angela Merkel menghadapi tekanan untuk menangani perselisihan migrasi yang telah membagi Eropa dan mengancam pemerintahnya sendiri.
Aussie, kiwi dan loonie yang terkait komoditas lemah karena lonjakan harga minyak mentah kehabisan tenaga.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan dolar AS berpotensi lemah dengan masih berlanjutnya ketegangan perdagangan global. Namun perlu dicermati enam mata uang saingan lainnya, dimana jika minyak mentah melemah akan menekan mata uang komoditas, juga perkembangan tidak menggembirakan Brexit dapat menekan poundsterling.
Asido Situmorang, Senior Analyst, Vibiz Research Center, Vibiz Consulting Group