Dolar AS Masih Lemah Menantikan Pidato Powell

727

(Vibiznews – Forex) Dolar AS melemah pada Selasa sore (17/07) menjelang pidato Ketua Federal Reserve Jerome Powell di depan kongres dimana pedagang akan memperhatikan petunjuk tentang laju kenaikan suku bunga AS dan risiko yang berasal dari konflik perdagangan.

Powell akan memberi kesaksian tentang ekonomi dan kebijakan moneter sebelum Komite Perbankan Senat AS pada 1400 GMT pada hari Selasa.

Powell diperkirakan akan menyampaikan pesan optimis tentang prospek pertumbuhan dan menegaskan kembali kebijakan pengetatan moneter bertahap Fed tetapi bisa menghadapi pertanyaan sulit pada independensi bank sentral dan bagaimana itu akan menangani eskalasi dalam perang perdagangan global.

Pada 0745 GMT dolar diperdagangkan turun 0,2 persen pada 94,37 terhadap sekeranjang enam mata uang utama, mengupas kenaikan kecil yang dipesan selama perdagangan pagi.

Mata uang AS diperdagangkan datar terhadap yen menjadi 112,27 yen, setelah mendekati awal sesi enam bulan tertinggi di 112,80 yen pada 13 Juli.

Keuntungan dolar tahun ini telah dibatasi oleh kekhawatiran atas perselisihan perdagangan yang semakin intensif antara Amerika Serikat dan China, meskipun kekhawatiran itu belum mengganggu kinerja mantap greenback sejauh ini.

Dana Moneter Internasional telah memperingatkan pada hari Senin bahwa konflik perdagangan yang meningkat dan berkelanjutan setelah tindakan tarif AS mengancam untuk menggagalkan pemulihan ekonomi dan menekan prospek pertumbuhan jangka menengah.

Analis tidak yakin bagaimana The Fed akan bereaksi jika konflik perdagangan dengan China memburuk: apakah dengan kenaikan suku bunga yang agresif karena efek inflasi dari tarif impor atau dengan jeda dalam siklus kenaikan karena peredaman pertumbuhan.

Euro dan poundsterling Inggris naik tipis terhadap dolar AS. Mata uang tunggal ditambahkan 0,2 persen menjadi $ 1,1738 setelah melemah setengah persen pekan lalu sementara pound naik 0,1 persen pada $ 1,3255.

Dolar Australia naik tipis 0,1 persen menjadi $ 0,7428. Mata uang turun lebih dari 5 persen sejak awal tahun karena perbedaan dalam pandangan suku bunga dari Federal Reserve AS dan bank sentral Australia yang terlihat menjaga kebijakan tetap untuk beberapa saat.

Dolar Selandia Baru, naik 0,8 persen menjadi $ 0,6839, level tertinggi sejak mencapai 0,6835 per dolar pada 11 Juli. Inflasi inti tahunan di Selandia Baru dipercepat untuk kuartal ketiga berturut-turut dan mencatat kenaikan terbesar sejak 2011.

Analyst Vibiz Research Center memperkirakan dolar AS bergerak melemah menantikan pidato ketua The Fed. Namun jika malam nanti ketua The Fed menyampaikan penguatan ekonomi AS akan mensinyalkan kenaikan suku bunga AS, akan menguatkan dolar AS.

Asido Situmorang, Senior Analyst, Vibiz Research Center, Vibiz Consulting Group

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here