Indeks MSCI Asia Pasifik Turun, Indonesia Dan Filipina Masih Terluka

862

(Vibiznews – Index) – Indeks MSCI Asia Pasifik di luar Jepang turun 0,3 persen, setelah sebelumnya mencapai titik terendah sejak pertengahan Juli tahun lalu.

Indeks Nikkei merosot 0,8 persen, dirusak oleh kenaikan yen dan laporan Presiden AS Donald Trump yang mempertimbangkan akan mengambil alih perdagangan Jepang.

Saham-saham unggulan China berhasil naik 0,5 persen didukung saham perawatan kesehatan yang telah menemukan pembeli ditengah-tengah skandal vaksin dalam beberapa bulan terakhir ini.

Pasar-pasar di kawasan Asia Pasifik sedang berjuang untuk tetap stabil setelah satu minggu yang berat, dengan Indonesia dan Filipina masih terluka parah oleh kekhawatiran akan pelarian modal menyusul krisis di Argentina dan Turki.

Tarif tambahan atas barang-barang impor dari China untuk saat ini dapat berlaku setiap saat karena tidak ada jadwal yang jelas. Sementara China telah memperingatkan pembalasan jika Washington meluncurkan langkah-langkah baru.

Pusat perhatian pasar kini beralih ke laporan payrolls AS untuk Agustus yang diperkirakan akan menunjukkan kenaikan yang lebih kuat dari 191.000, ditengah-tengah berita ditutupnya rantai penjualan Toys R Us di bulan Juli.

Yang sama pentingnya adalah data mengenai pertumbuhan upah AS di mana diperkirakan akan naik di atas 0,2 persen yang akan meningkatkan dolar dan menekan harga Treasury.

Dolar terhadap yen berada di 110,62 ¥ setelah jatuh 0,7 persen pada hari Kamis, kerugian satu hari tertajam dalam tujuh minggu.

Dolar juga mencapai level terendah empat bulannya terhadap franc yaitu di sekitar $ 0,9645. Terhadap mata uang, indeks dolar menyentuh lebih rendah ke 94,939 dan di atas puncak satu minggunya yaitu di 95,737.

Euro berada di posisi tertingginya yaitu di $ 1,1636, sementara sterling bergerak datar di $ 1,2939 di tengah ketidakpastian yang sedang berlangsung atas negosiasi Brexit.

Di pasar komoditas, penurunan dolar membuat emas menjadi lebih tinggi pada $ 1,200.67 per ounce.

Minyak mentah sedikit lebih tinggi setelah jatuh lebih dari 1 persen pada Kamis ketika data AS menunjukkan persediaan bensin naik tak terduga pekan lalu.

Brent 4 sen lebih tinggi pada $ 76,54 per barel, sementara minyak mentah AS naik tipis 13 sen menjadi $ 67,90.

Selasti Panjaitan/VBN/Coordinating Partner of Wealth Planning Services
Editor : Asido Situmorang

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here