(Vibiznews – Forex) – Di tengah perdagangan forex sesi Eropa hari Selasa (25/09) posisi euro masih volatile mengikuti trend perdagangan sebelumnya yang sempat menyentuh posisi tertinggi dalam 3 1/2 bulan setelah Presiden ECB menyatakan akan kenaikan inflasi di kawasan Euro.
Dalam pidatonya kemarin, Mario Draghi mengatakan inflasi diperkirakan akan meningkat lebih lanjut selama beberapa bulan mendatang karena pengetatan pasar tenaga kerja mendorong terjadinya pertumbuhan upah. Komentar yang relatif hawkish dari presiden ECB tersebut menjadi sentimen positif bagi perdagangan obligasi di Eropa dan juga Amerika Serikat.
Pasar sedang berhati-hati untuk membeli dolar jelang rencana pengumuman kenaikan suku bunga Fed dalam pertemuan FOMC esok hari, sehingga euro dalam EURUSD mendapat kekuatan tambahan setelah perdagangan semalam mendapat tekanan jual juga hingga turun dari puncak 3 1/2 bulan.
Pair EURUSD yang dibuka sama dengan penutupan perdagangan sebelumnya pada awal sesi Asia di posisi 1.1747 dan sempat turun ke posisi terendah di 1.1730. Kemudian akhir sesi Asia naik lagi hingga ke posisi 1.1774.
Kini pair sedang menguat 0.11% dari perdagangan sebelumnya ke posisi 1.1762 dan berpotensi mendaki ke resisten kuatnya di 1.1791. Untuk perdagangan selanjutnya hingga sesi Amerika malam nanti, analis Vibiz Research memperkirakan pair berpotensi bullish, pair akan bergerak pada posisi resisten di 1.1785 – 1.1818. Namun jika terjadi koreksi akan turun kembali ke posisi 1.1725 – 1.1683.
Jul Allens/ Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting Group Editor: Asido Situmorang