(Vibiznews – Forex) – Mengamati perkembangan perdagangan mata uang poundsterling terhadap dolar AS di pasar Amerika hari Selasa (5/02) kembali terpukul masuki hari ke-empat berturut ke posisi terendah dalam 2 pekan oleh penguatan dolar AS. sentimen kesuraman Brexit dan ditambah sentimen buruknya data ekonomi Inggris.
Beberapa saat lalu telah dirilis data kinerja sektor jasa Inggris dalam indeks PMI service bulan Januari yang masuki area kontraksi dengan angka 50,1 setelah periode bulan sebelumnya berada di posisi 51,2 dan diharapkan bulan lalu di posisi 51,1. Buruknya data makro sebagai salah satu penggerak poundsterling membuat pair terpukul lagi.
Sejak awal sesi Asia posisi pair sudah ditekan oleh kekuatan dolar AS yang beberapa hari terakhir bergerak rally oleh positifnya rilis data ekonomi negara tersebut yang menghapus buruknya sentimen jeda kebijakan moneter Fed pada tahun 2019.
Dari sisi kurs poundsterling yang tertekan oleh suramnya sentimen Brexit, dimana sebelumnya diberitakan kesepakatan Brexit terbentur situasi kebuntuan perbatasan Irlandia dan akan dinegoisasikan ke Komisi UE. Dan negosiasi diperkirakan gagal karena tidak disetujui oleh banyak pejabat UE.
Setelah pair dibuka pada posisi 1.3036 pada awal sesi Asia dan sempat menyentuh posisi tinggi di 1.3050, kini pair berada di posisi 1.3000 atau turun sekitar 0,30 persen dari perdagangan sebelumnya dan bersiap meluncur ke kisaran support kuatnya.
Untuk perdagangan selanjutnya investor dapat melihat rilis data ISM non manufacturing Amerika Serikat sebagai penggerak dolar AS selanjutnya. Analyst Vibiz Research Center memperkirakan jika pair tembus kisaran support kuatnya di 1.2994 pair lanjut meluncur ke support berikutnya di 1.2974-1.2940. Namun jika tidak tembus akan berbalik arah mendaki ke posisi kuat 1.3050 dan jika tembus lanjut ke resisten di 1.3064 – 1.3125.
Jul Allens/ Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting Group Editor: Asido Situmorang
