(Vibiznews – Forex) – Mengakhiri perdagangan forex hari Selasa beberapa saat lalu pada hari Rabu (6/02), dolar AS kembali rally dan mencetak penguatan harian 4-hari berturut terhadap sebagian besar mata uang utama dengan para investor menantikan sinyal berikutnya dalam pidato kenegaraan Presiden Donald Trump pagi ini.
Presiden Trump diperkirakan akan menyita perhatian Kongres pada proyek-proyek infrastruktur dan kesepakatan perdagangannya dengan Kanada dan Meksiko. Pidato Trump kemungkinan akan memberikan petunjuk tentang apa yang mungkin ada sehubungan dengan konflik atas pendanaan untuk dinding perbatasan. Pidato ini juga kemungkinan akan memberikan beberapa pembaruan tentang masalah perdagangan AS-China.
Indeks dolar yang menunjukkan kekuatan dolar AS terhadap semua rival utamanya ditutup pada posisi 96.10 atau menguat sekitar 0,30 persen pada akhir sesi Amerika dari perdagangan sebelumnya. Sebelumnya awal sesi Asia indeks dibuka pada posisi 95.82 dan sempat mencapai posisi tinggi di 96.12.
Dolar menguat tipis terhadap yen Jepang dalam pair USDJPY dan kurs euro dalam EURUSD dengan penguatan masing-masing 0,10 dan 0,24 persen. Terhadap euro, dolar AS menguat oleh buruknya data ekonomi makro yang dirilis yaitu data aktivitas sektor jasa zona euro telah menyusut pada Januari bahkan berada di posisi terendah sejak Juli 2013. Demikian juga dengan data penjualan ritel zona Euro turun di tengah penurunan penjualan non-makanan dan pembelian online.
Terhadap poundsterling, dolar menguat signifikan hingga 0,60 persen dikarenakan lemahnya fundamental pound Inggris tersebut seperti kesuraman Brexit dan buruknya rilis data bisnis jasa Inggris.
Namun sebaliknya dolar AS melemah terhadap aussie dolar sekitar 0,25 persen yang menerima sentimen positif dari kebijakan moneter RBA yang dirilis menetapkan suku bunga tidak berubah di posisi yang rendah. RBA tegaskan posisi suku bunga rendah tersebut sangat mendukung perekonomian negaranya.
Ditengah sesi Amerika dolar terus melaju kencang meskipun berusaha dihadang oleh buruknya rilis data pertumbuhan sektor layanan AS yang melambat lebih dari yang diperkirakan pada bulan Januari, yang semakin mendekati area stagnasi karena turunnya pesanan baru untuk pertama kalinya dalam dua setengah tahun.
Dolar ambruk pada perdagangan pekan lalu setelah Federal Reserve membiarkan suku bunga tidak berubah dan Jerome Powell mengatakan momentum kenaikan suku bunga agak melemah. Namun pada hari Jumat, dolar AS menguat setelah data ekonomi menunjukkan penambahan pekerjaan yang lebih tinggi dari yang diharapkan pada bulan Januari.
Jul Allens/ Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting Group Editor: Asido Situmorang