Bursa Asia Akhir Pekan Sebagian Besar Lemah Terpengaruh Penurunan Inflasi China

1839

(Vibiznews – Index) Pasar saham Asia ditutup sebagian lebih rendah pada akhir pekan hari Jumat (15/02), terpengaruh pelemahan data inflasi China juga pelemahan data ritel AS semalam yang meningkatkan kekhawatiran atas perlambatan ekonomi dua negara ekonomi terbesar. Sementara investor terus menunggu perkembangan dari negosiasi perdagangan AS-China yang sedang berlangsung di Beijing.

Pasar China daratan mengalami kerugian. Indeks Shanghai tergelincir 1,37 persen menjadi ditutup pada 2.682,38. Indeks Shenzhen juga turun 0,67 persen menjadi ditutup pada 1.389,47.

Indeks Hang Seng Hong Kong tergelincir 1,87 persen pada 27900.84.

Data inflasi China untuk Januari meleset dari ekspektasi, sebesar 1,7 persen lebih rendah dibandingkan dengan bulan sebelumnya sebesar 1,9 persen. Ekonom yang disurvei oleh Reuters memperkirakan Indeks Harga Konsumen China naik 1,9 persen lebih tinggi dari tahun sebelumnya. CPI Desember – indeks harga barang dan jasa – naik 1,9 persen dibandingkan periode yang sama.

Sementara itu, negosiasi perdagangan tingkat tinggi antara China dan AS berlanjut di Beijing dengan investor memperhatikan dengan cermat perkembangan pembicaraan.

Iindeks Nikkei 225 Jepang turun 1,13 persen menjadi ditutup pada 20.900,63 sementara Topix turun 0,79 persen menjadi berakhir pada 1.577,29. Saham konglomerat Jepang Softbank Group turun 4,4 persen.

Indeks Kospi Korea Selatan turun 1,34 persen menjadi ditutup pada 2.196,09 karena saham industri kapital besar Samsung Electronics dan pembuat chip SK Hynix masing-masing turun 3,05 persen dan 4,65 persen.

Indeks ASX 200 Australia melawan tren keseluruhan di wilayah tersebut karena naik 0,11 persen menjadi ditutup pada 6.066,10. Subindex energi naik 0,76 persen karena stok minyak sebagian besar naik. Santos naik 0,75 persen, Woodside Petroleum naik 1,49 persen dan Beach Energy bertambah 2,17 persen.

Semalam di Wall Street, indeks S&P 500 dan Dow Jones Industrial Average ditutup lebih rendah di belakang penjualan ritel AS pada bulan Desember jauh di bawah ekspektasi.

Penjualan ritel AS turun 1,2 persen pada Desember, menandai penurunan bulanan terbesar mereka sejak September 2009, menurut Departemen Perdagangan. Departemen itu juga mengatakan penjualan ritel turun 0,9 persen pada Desember ketika tidak termasuk penjualan pompa bensin.

Analyst Vibiz Research Center memperkirakan untuk perdagangan selanjutnya bursa Asia akan mencermati pergerakan bursa Wall Street yang akan dipengaruhi sentimen hasil pembicaraan tingkat tinggi AS-China di Beijing.

Asido Situmorang, Senior Analyst, Vibiz Research Center, Vibiz Consulting Group

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here