(Vibiznews – Index) Bursa Saham Asia berakhir mixed pada awal pekan hari Senin (22/04), sementara pasar di Australia dan Hong Kong ditutup untuk liburan Paskah.
Di Jepang, indeks Nikkei 225 ditutup sedikit lebih tinggi pada 22.217,90, dengan saham-saham kapital besar Fast Retailing, Softbank Group dan Fanuc menurun. Indeks Topix naik 0,1 persen menjadi berakhir pada 1.618,62.
Di Korea Selatan, indeks Kospi ditutup datar di 2.216,65 dengan saham pembuat chip SK turun 1,59 persen.
Saham China Daratan lebih rendah, dengan indeks Shanghai tergelincir 1,7 persen menjadi 3.215,04 dan indeks Shenzhen juga merosot 1,513 persen menjadi 1.751,91.
Harga minyak melonjak pada sore hari saat jam perdagangan Asia, dengan minyak mentah berjangka Brent menambah 2,56 persen diperdagangkan pada $ 73,81 per barel. Minyak mentah berjangka AS juga naik 2,33 persen menjadi sekitar $ 65,49 per barel.
Langkah tersebut muncul setelah laporan Washington Post yang menyatakan bahwa menteri luar negeri AS Mike Pompeo akan mengumumkan penghentian pemberian keringanan sanksi kepada negara-negara yang mengimpor minyak mentah atau kondensat dari Iran, mulai 2 Mei.
Sementara itu, ibu kota Libya, Tripoli dilanda serangkaian serangan udara dan ledakan selama akhir pekan. Negara itu, eksportir utama dalam Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak, telah dilanda konflik sejak jatuhnya diktator Muammar Qaddafi pada tahun 2011.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan untuk perdagangan selanjutnya bursa Asia akan mecermati pergerakan bursa Wall Street yang akan melihat Existing Home Sales AS Maret yang jika terealisir turun akan memberikan sentimen negatif bagi bursa Wall Street.
Asido Situmorang, Senior Analyst, Vibiz Research Center, Vibiz Consulting