(Vibiznews – Forex) – Mengakhiri perdagangan forex sesi Amerika beberapa saat lalu hari Rabu (24/04), dolar AS naik terhadap sebagian besar rival utamanya dan indeks dolar melonjak ke posisi tertinggi 22-bulan setelah laporan hasil optimis dan lonjakan penjualan rumah baru Amerika pada bulan Maret.
Lonjakan tajam harga minyak mentah setelah keputusan pemerintah AS untuk berhenti memberikan keringanan sanksi kepada importir utama minyak Iran memberikan kontribusi serta keuntungan dolar.
Indeks dolar yang menunjukkan kekuatan mata uang dolar AS terhadap beberapa rival mata uang utama lainnya ditutup menguat 0,34 persen ke posisi 97,79 yang merupakan posisi tertinggi sejak Juni 2017. Indeks sempat anjlok ke posisi 97,28 setelah dibuka di posisi 97.29.
Terhadap franc Swiss, dolar naik sekitar 0,43% pada 1,0202, dan terhadap Aussie, dolar naik sekitar 0,5% pada 0,7099. Euro merosot sekitar 0,3% pada $ 1,1190, sedangkan Pound Sterling Inggris turun sekitar 0,4% menjadi $ 1,2940 karena kekhawatiran atas Brexit.
Yen Jepang, dianggap sebagai tempat berlindung yang aman, berhasil menambah sedikit keuntungan, naik tipis menjadi 111,83 dolar. Dolar Kanada diperdagangkan pada $ 1,3432 per dolar, dibandingkan dengan penutupan sebelumnya $ 1,3350, sedangkan Krona Swedia turun 0,5% pada 9,3543 dolar.
Laporan Departemen Perdagangan yang menunjukkan penjualan rumah baru di AS yang secara tak terduga melonjak ke level tertinggi dalam lebih dari setahun di bulan Maret, naik 4,5 persen ke tingkat tahunan 692.000 pada Maret setelah melonjak 5,9 persen ke tingkat revisi 662.000 pada Februari. Dengan lonjakan yang tak terduga, penjualan rumah baru mencapai tingkat tahunan tertinggi sejak mencapai 712.000 pada November 2017.
Untuk katalis penggerak pasar forex selanjutnya terdapat sedikit data yang mempengaruhi pasar hanya di sesi Asia dan Eropa. Di sesi Amerika hanya data pasokan minyak mentah EIA.
Jul Allens/ Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting Group Editor: Asido Situmorang



