Review Forex 14/05: Penggerak Dolar AS Bangkit Melawan Rival Utamanya

632

(Vibiznews – Forex) – Mengakhiri perdagangan forex sesi Amerika beberapa saat lalu hari Rabu (14/05) posisi mata uang utama dolar AS  menunjukkan kekuatan terhadap sebagian besar mata uang utama disaat investor terus mempertimbangkan kemungkinan dampak dari konflik perdagangan AS-China pada ekonomi global dan mencerna kumpulan data ekonomi terbaru.

Terpantau indeks dolar yang menunjukkan kekuatan mata uang dolar AS terhadap beberapa rival mata uang utama lainnya ditutup menguat   0,17 persen ke posisi 97,55 setelah sempat turun ke posisi 97,27 ketika dibuka pada posisi 97,37.

Yen Jepang, yang naik tajam pada kuatnya permintaan safe haven pada perdagangan sebelumnya retreat dan  melemah menjadi 109,77 per dolar pada satu tahap sebelum pulih menjadi 109,60 dolar, masih turun hampir 0,3% dari penutupan sebelumnya.

Anjloknya yen mendapat tekanan juga dari rilis data dari Kementerian Keuangan Jepang menunjukkan surplus neraca transaksi berjalan Jepang mencapai 2.847,9 miliar yen pada 31 Maret 2019, turun 10,6% YoY.

Euro turun ke posisi $1,1208 yang turun dari $ 1,1223 sesi sebelumnya, dipengaruhi oleh data produksi industri zona euro turun untuk bulan kedua berturut-turut di bulan Maret, menurun sebesar 0,3% bulan ke bulan  dari Eurostat .

Terhadap Pound Sterling, dolar naik 0,4% pada $ 1,2907, menguat dari rendahnya $1,2971. Dalam berita ekonomi dari Inggris, Kantor Statistik Nasional melaporkan tingkat pengangguran menurun pada kuartal pertama ke level terendah sejak 1974, menandakan terus menguatnya pasar tenaga kerja.

Terhadap mata uang lainnya juga dolar AS menguat seperti  terhadap Aussie  diperdagangkan di 0,6943. Terhadap loonie, dolar turun 0,1% di 1,3464 dan  terhadap franc Swiss  naik 0,27% pada 1,0091. Namun Yuan China, yang turun menjadi sekitar 6.9200 pada hari Senin ketika ketegangan perang perdagangan meningkat, pulih kembali

Dalam berita ekonomi AS, sebuah laporan dari Departemen Tenaga Kerja menunjukkan harga impor AS naik jauh lebih sedikit dari yang diperkirakan pada bulan April. Harga impor naik 0,2% di bulan April setelah naik 0,6% di bulan Maret.  Laporan itu mengatakan harga ekspor juga naik 0,2% pada bulan April menyusul kenaikan 0,6% pada bulan sebelumnya.

 

Jul Allens/ Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting Group
Editor: Asido Situmorang 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here