AS Masukkan Huawei dalam Daftar Hitam di Tengah Putaran Sengketa Dagang

711

(Vibiznews – Economy & Business) – Pemerintahan Trump dikabarkan memukul raksasa telekomunikasi China, Huawei, dengan sanksi berat pada hari Rabu (15/05), menambahkan bara dalam perselisihan perdagangan AS-Cina, sementara Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin mengatakan ia akan mengunjungi China segera untuk pembicaraan lebih lanjut.

Departemen Perdagangan AS mengatakan telah menambahkan Huawei Technologies Co Ltd dan 70 afiliasinya ke ” Entity List” – sebuah langkah yang melarang perusahaan untuk memperoleh komponen dan teknologi dari perusahaan AS tanpa persetujuan pemerintah, demikian dilansir dari Reuters Kamis (17/05).

Menteri Perdagangan Wilbur Ross mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa Presiden Donald Trump mendukung keputusan untuk “mencegah teknologi Amerika digunakan oleh entitas asing dengan cara yang berpotensi mengancam kepentingan keamanan nasional AS atau kebijakan luar negeri.”

Trump pada hari sebelumnya menandatangani perintah eksekutif yang melarang perusahaan AS menggunakan peralatan telekomunikasi yang dibuat oleh perusahaan yang dianggap menimbulkan risiko keamanan nasional.

Walaupun perintah tersebut tidak secara spesifik menyebut nama negara atau perusahaan mana pun, pejabat AS sebelumnya telah menyebut Huawei sebagai “ancaman” dan melobi para sekutunya untuk tidak menggunakan peralatan jaringan Huawei di jaringan next-generation 5G.

Huawei, yang menyangkal produknya merupakan ancaman keamanan, mengatakan bahwa pihaknya “siap dan bersedia untuk terlibat dengan pemerintah AS dan membuat langkah-langkah yang efektif untuk memastikan produk yang aman,” demikian dikutip Reuters (17/05).

Pihak Huawei menambahkan bahwa membatasi Huawei dari melakukan bisnis di Amerika Serikat akan “membatasi AS ke alternatif yang lebih inferior dan lebih mahal, membuat AS akan tertinggal dalam pengembangan 5G dan akhirnya merugikan kepentingan perusahaan dan konsumen AS.”

Berbicara di dengar pendapat dengan subkomite Senat A.S., Mnuchin menandai dua hari pembicaraan tingkat tingginya dengan pejabat China di Washington pekan lalu sebagai konstruktif.

“Harapan saya bahwa kami akan pergi ke Beijing dalam waktu dekat untuk melanjutkan diskusi itu,” katanya. “Masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan.”

Retorika administrasi pemerintah AS terhadap China agak mendingin dalam beberapa hari terakhir setelah putaran negoisiasi tarif lainnya antara dua ekonomi terbesar dunia ini dan aksi jual di pasar saham global.

 

Analis Vibiz Research Center melihat bahwa perang dagang antara AS – China nampaknya masih terus berkepanjangan. Dan sepanjang putaran ini berlangsung, dinamika pasar modal dan pasar uang global, regional serta domestik juga akan terus terpengaruh gejolaknya. Tidak hanya dengan China, sengketa dagang AS ini juga sekarang meluas terhadap Eropa dan Jepang. Tidak heran, banyak pihak mengkhawatirkan bahwa perang dagang ini akan membuat prospek ekonomi global yang suram akan mungkin makin buram. Ini bagian dari tantangan perekonomian global dewasa ini.

 

Alfred Pakasi/VBN/MP Vibiz Consulting

Editor: Asido

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here